Bicara

"Demi Allah, tidak ada ganti yang lebih baik dari dia, yang beriman kepadaku saat semua orang ingkar, yang percaya kepadaku ketika semua mendustakan, yang mengorbankan semua hartanya saat semua berusaha mempertahankannya dan darinyalah aku mendapatkan keturunan." Begitulah Rasulullah SAW menggambarkan kepribadian Siti Khadijjah r.a.,istri pertamanya. Seorang isteri sejati, muslimah yang dengan segenap kemampuan diri berkorban demi kejayaan Islam.

9/17/2006

Merubah Kebiasaan Menunda Dengan Bicara dan Bahasa

Merubah Kebiasaan Menunda Dengan Bicara dan Bahasa

Materi dari University of Texas at Austin Learning Center dan Chuck
Gallozzi

PENUNDAAN ADALAH KUBURAN DI MANA KESEMPATAN DIMAKAMKAN

Prokrasinasi atau procrastination, artinya penundaan atau menunda-
nunda. Secara teknis, apa yang ditunda adalah "memulai" dan
"menyelesaikan". Berapa banyak hal yang kita tunda setiap hari?
Apapun alasan kita, menunda selagi kita bisa melakukannya sekarang,
tidak lebih dan tidak kurang adalah menghambur-hamburkan peluang.

SEBAB-MUSABAB SIKAP MENUNDA

1. Kesalahan persepsi tentang hidup.

Sebagai manusia, kita tidak hanya menciptakan kata-kata. Sebaliknya,
kata-kata juga membentuk persepsi kita. Ambil contoh kata "bekerja".
Kata ini punya konotasi negatif. Kita seringkali tidak melihatnya
sebagai berkah, melainkan sebagai beban atau hukuman. Bekerja menjadi
tidak nyaman dan tidak menyenangkan, dan karena itu, ia cenderung
dihindari. Itu sebabnya, kita menjadi malas.

Kita sering mengatakan "mau berangkat kerja". Bisakah Anda
membayangkan kata itu diucapkan oleh Picasso, Mozart, Peter Pan,
Radja, atau Ratu? Bisakah Anda membayangkan bahwa Dian Sastro
mengatakan "saya mau berangkat kerja"? Sebagai seniman, mereka jelas
lebih memilih kalimat "saya mau berkarya". Apa sebabnya? Sebab mereka
tidak merasa bekerja, melainkan merasa melakukan sesuatu yang
disenangi atau dicintainya. Mereka merasa sedang menghasilkan karya
besar. Apa artinya? Artinya, bekerja adalah media bagi mereka untuk
menghasilkan berbagai masterpiece.

Dengan memahami bagaimana para seniman menikmati proses berkarya itu,
kita bisa mencintai apa yang kita kerjakan.

2. Merasa kewalahan.

Kita sering merasa terlalu banyak tugas yang harus dikerjakan. Dalam
hal ini, kita perlu mengingat bahwa sebuah perjalanan 1.000
kilometer, selalu dimulai dengan langkah pertama. Artinya, kita
harus punya keberanian untuk memulai. Sebesar apapun impian Anda,
jika Anda memecahnya menjadi berbagai paket kecil, maka Anda akan
tetap bisa mencapainya, satu per satu.

3. Takut gagal.

Takut gagal juga bisa menciptakan penundaan. Misalnya seseorang yang
bermimpi bisa menulis buku. Selama dirinya merencanakan untuk
menulisnya "pada suatu hari kelak", maka ia masih mungkin
mencapainya. Jika ternyata ia berhasil memulainya dan kemudian bisa
menyelesaikannya, tapi ternyata tidak ada yang membeli bukunya, maka.
..wah.....! Akan ada kegagalan.

Benarkah akan ada kegagalan? Bagaimana bisa ia gagal jika ia terus
belajar dari berbagai kesalahan?

Jangan biarkan ketakutan menghentikan Anda. David J. Schwartz
mengatakan, "Untuk menghadapi ketakutan, bertindaklah. Untuk semakin
takut - tunggulah, berhentilah, tundalah."

4. Sifat alamiah manusia.

Secara alamiah, kita sebagai manusia ingin menghindari sakit dan
meraih kesenangan. Jika Anda melihat bekerja sebagai MENYAKITKAN dan
menonton TV sebagai kesenangan, maka Anda cenderung menunda kerja dan
memilih menonton TV. Jika Anda seperti ini, maka Anda termasuk "kaum
sufi", alias kaum yang suka tifi.

MENGAPA HARUS SEKARANG?

SAAT INI, kita semua sedang berada di sebuah terminal transit.
Keberadaan kita hanya SEMENTARA, dan kita akan melanjutkan
perjalanan. Terminal itu adalah HIDUP. Jadi apalagi yang kita tunggu?
Waktu untuk melakukan berbagai hal secara berbeda, saat untuk
menentukan prioritas, dan terus maju menuju kesuksesan, adalah
SEKARANG. Kita tidak bisa lagi menunggu lebih lama.

Tidak perlu lagi Anda memperlakukan hidup seperti hujan. Anda
menunggu sampai hujan reda, kemudian baru melanjutkan perjalanan.
Hidup Anda bukanlah hujan. Hidup Anda adalah WAKTU.

Pakar Manajemen Waktu Alan Lakein mengatakan, "Waktu = Hidup. Sia-
siakanlah waktu Anda, maka Anda menyia-nyiakan hidup Anda. Kuasai
waktu Anda, maka Anda menguasai hidup Anda."

Dan pedoman hidup Anda mengatakan, "Sesungguhnya manusia berada dalam
kerugian. Kecuali mereka yang beriman dan beramal soleh."

1. Tidak waktu untuk menunda.

Yang Chu (440 ~ 360 SM) mengingatkan kita, "Seratus tahun adalah
hidup yang panjang. Belum tentu satu orang dari seribu yang akan
mencapainya. Dan jika seseorang bisa setua itu, waktunya masih
didiskon dengan kehidupan bayi dan masa kepikunan. Kemudian dikurangi
lagi dengan saat tidurnya. Dikurangi lagi dengan masa sakitnya.
Dikurangi lagi dengan masa sedihnya. Dikurangi lagi dengan masa
takutnya. Maka jumlah waktu senangnya, hanya akan sepuluh tahun saja.
Dengan begitupun, tidak ada satu jam pun yang tidak terbebas dari
kekhawatiran."

Austin Dobs: "Time goes by, katamu? Ah tidak. Waktu tetap di
tempatnya. Kitalah yang pergi."

2. Lebih cepat kita bertindak, lebih cepat kita belajar dari
pengalaman, melakukan perbaikan, dan mendapatkan hasilnya. Ingatlah
bahwa berbagai hal, akan kita lakukan lebih lama daripada yang kita
bayangkan. Dan lagi, kita mungkin belum akan benar di saat pertama.

Kita tidak bisa memilih hari dan waktu di mana kita akan sukses. Tapi
kita bisa memilih untuk melakukannya SEKARANG. Sekaranglah saatnya
untuk merealisasikan bagian awal dari sukses kita.

3. Sekalipun segala sesuatu menuntut waktu lebih lama dari yang kita
bayangkan, semua itu juga lebih mudah DILAKUKAN daripada dibayangkan.
Keuntungan manusiawi ini akan hilang menguap jika kita terus menunda.
Saat kita menunda, jumlah tugas akan bertambah, waktu yang tersisa
akan menyusut. Saat kita ingin mewadahi segala tugas di gayung kecil
waktu kita, kualitas upaya kita akan menurun drastis, dan risiko
melakukan kesalahan akan menjadi lebih besar.

Ikhwan Sopa mengatakan, "Segala hal lebih berat di kepala daripada di
pundak."

Aidh Al-Qarni (pengarang "Don't Be Sad" - "La Tahzan") mengatakan,
"Usahlah engkau tanggung beban dunia. Biarlah bumi saja yang
menanggungnya."

Delegasikan tugas Anda ke bumi, lewat jiwa dan raga Anda.

4. Bertindak SEKARANG adalah kesimpulannya.

Kekuatan Anda bertindak hanya ada pada SEKARANG. Anda tidak bisa
bertindak BESOK, sebab besok belum tentu ada. Anda tidak bisa
bertindak KEMARIN, sebab kemarin sudah tiada. KEMARIN dan BESOK tidak
bisa membantu Anda. SEKARANG-lah yang bisa.

5. Konsekuensi dari tindakan positif akan mendongkrak nilai, rasa PD,
pengetahuan atau pemahaman, dan KEKUATAN Anda. Adakah waktu yang
lebih tepat untuk menikmati semua keuntungan itu selain SEKARANG?

6. Nikmati hidup Anda SEKARANG, daripada melihat orang lain menikmati
hidupnya. Jadilah pemain dan bukan penonton. Daripada menonton apa
yang terjadi pada diri Anda, ciptakanlah apa yang Anda inginkan
terjadi pada diri Anda.

7. Temukanlah diri Anda. Kejutkanlah diri Anda, buatlah diri Anda
terperangah dengan menjadi seseorang yang Anda sendiri tidak pernah
membayangkannya.

8. Anda pernah menyesali waktu yang telah Anda sia-siakan? Jika ya,
gunakan penyesalan itu untuk memacu Anda. Dengan bertahan pada
prioritas, Anda akan melindungi diri sendiri dari penyesalan di
kemudian hari.

9. Songsonglah kesempatan, dan kesempatan memang disediakan untuk
mereka yang mengambil tindakan. Sekali ia menampakkan diri, Anda
harus segera bertindak karena ia tak akan muncul dua kali. Kesempatan
adalah cacing yang menunggu early bird.

10. Jika Anda menyibukkan diri, Anda tak akan punya waktu untuk
mengeluh atau jatuh di bawah pengaruh negatif orang lain.

11. Ciptakan lebih banyak waktu! Jika Anda selalu mengerjakan sesuatu
segera setelah ia muncul, maka Anda telah efisien dalam bertindak.
Dan dengan begitu, Anda akan punya lebih banyak waktu.

12. Alamilah kedamaian pikiran. Anda tidak akan bisa mengerjakan
semua hal yang Anda inginkan. Akan tetapi, jika Anda bisa mengerjakan
hal terpenting yang harus dikerjakan, maka Anda akan tidur dengan
nyenyak.

Jadi kapan? Bagaimana dengan pertengahan antara kemarin dan besok!?

MERUBAH SIKAP MENUNDA

Penundaan adalah kuburan di mana kesempatan dimakamkan. Jika waktu
adalah kehidupan, maka penyia-nyian waktu adalah pembunuhan. Artinya,
penundaan itu MEMATIKAN.

Abraham Lincoln mengatakan, "Berbagai hal akan datang kepada mereka
yang menunggu. Akan tetapi, itu semua hanya sisa dari mereka yang
bergerak."

1. Klarifikasi sasaran pribadi.

Klarifikasilah sasaran pribadi Anda dengan tegas dan jelas. Pastikan
Anda bisa melihat atau mengingatnya di mana saja. Apa yang "harus"
adalah apa yang paling penting bagi Anda. Jika keadaan memang memaksa
Anda untuk menunda, pertegas alternatifnya. "Saya mestinya belajar
malam ini. Tapi saya terlalu lelah hari ini. Saya harus tidur. Saya
AKAN belajar setelah solat Subuh."

2. Ganti "harus" dengan "ingin".

Saat Anda mengatakan "harus" melakukan sesuatu, secara tidak langsung
Anda mengatakan "dipaksa" melakukannya. Anda jelas akan berontak.
Penundaan adalah mekanisme pertahanan Anda untuk menghindari sakitnya
sebuah pemaksaan.

Solusi bagi Anda, adalah memahami bahwa Anda memang tidak perlu
mengerjakan apa yang tidak ingin Anda kerjakan. Mungkin akan ada
konsekuensi serius dari sikap seperti ini. Namun Anda harus memahami
bahwa Anda memang selalu bebas dalam memilih. Tak ada seorang pun,
yang memaksa Anda bekerja atau berbisnis sebagaimana yang Anda
lakukan saat ini. Anda telah menjadi seperti sekarang ini, adalah
akibat dari segala keputusan yang telah Anda ambil dengan bebas
selama ini.

Jika Anda tidak ingin menjadi dokter, padahal Anda sekarang adalah
dokter, maka Anda menjadi dokter adalah karena Anda memutuskan untuk
menjadi dokter. Jika Anda memang tidak ingin dipaksa menjadi dokter,
katakanlah 'tidak' pada orang tua Anda misalnya. Jika Anda memilih
untuk tidak pernah mengatakannya, maka profesi dokter adalah pilihan
Anda sendiri. Dan jika sekarang Anda ingin beralih profesi, itupun
adalah pilihan Anda sendiri.

Ingatlah bahwa kebiasaan menunda tidak terjadi pada seluruh area
kehidupan seseorang. Seseorang yang jagoan menunda sekalipun, selalu
punya satu atau beberapa hal yang tidak pernah ditundanya. Orang itu
selalu punya pilihan untuk INGIN mengerjakannya.

Artinya, kebiasaan menunda-nunda bisa dikurangi dengan memahami
keberadaan pilihan. Anda bisa memilih untuk INGIN atau HARUS
mengerjakan sesuatu. Ubahlah keharusan mengerjakan sesuatu, menjadi
keinginan untuk mengerjakannya.

3. Ganti "selesaikan" dengan "mulailah".

Saat Anda merasakan bahwa pekerjaan Anda tidak pernah selesai, Anda
akan merasa kewalahan. Berikutnya, godaan tentang waktu luang atau
selesainya perkerjaan akan mulai mempengaruhi Anda. Anda mulai malas,
dan akhirnya menunda atau membiarkan pekerjaan Anda terbengkalai.
Anda telah menggeser prioritas Anda, hanya karena ingin menunda suatu
pekerjaan. Ubahlah cara berpikir Anda. Pecahlah tugas Anda ke dalam
paket-paket kecil. Apalagi yang harus saya kerjakan? Mana lagi yang
harus saya mulai?

Gantilah:
"Bagaimana saya harus menyelesaikan semua ini?"

Menjadi:
"Langkah kecil apa yang bisa saya mulai sekarang juga?'

4. Ganti "all or nothing" dengan "better small than nothing at all".

Berpikir bahwa pekerjaan Anda harus sempurna, akan mencegah Anda
untuk memulainya. Percaya bahwa mengerjakan segala sesuatu yang
duniawi haruslah sempurna, adalah resep untuk stress. Jebakan
sempurna, akan membuat Anda terlalu banyak berpikir dan akhirnya
menggeser tindakan ke menit-menit terakhir. Dengan itu Anda telah
merasa menemukan jalan keluar. Kemudian, Anda mulai bekerja. Tapi tiba
-tiba, Anda menyadari bahwa waktunya tidak cukup lagi. Kemudian Anda
meminta penambahan waktu. Dan jika Anda mendapatkan waktu tambahan,
Anda memulainya lagi dari awal. Kemudian Anda menundanya lagi. Kurang
waktu - tambah waktu - kurang waktu - tambah waktu... sampai kapan?
Anda tidak akan pernah sempurna!

Kesempurnaan manusia terletak pada keterbatasan dan kekurangannya.
Jika manusia tidak lagi memiliki kekurangan dan keterbatasan, maka ia
tidak sempurna lagi sebagai manusia. Beri izin pada diri Anda untuk
menjadi manusia seutuhnya. Menjadi manusia yang sempurna, lengkap
dengan batasan dan kekurangannya.

Pernahkah Anda temui software komputer yang sempurna? Alat yang
sempurna? Benda yang sempurna?

Ketidaksempurnaan dari apa yang Anda kerjakan hari ini, adalah lebih
baik daripada sesuatu yang sempurna tapi tak pernah terjadi.

5. Ganti "hu...hu...hu" dengan "ha...ha...ha".

Ubahlah suasana kerja yang tidak nyaman dengan kegembiraan. Ciptakan
jaminan bahwa Anda akan bekerja dalam kegembiraan. Untuk bergembira,
Anda harus menciptakannya. Kegembiraan tidak tergantung pada suasana,
tapi tergantung pada kemauan Anda.

Pernahkan Anda merasakan betapa beratnya beban kerja Anda? Panjangnya
jam kerja Anda? Tanpa bergembira? Lembur melulu? Yang itu-itu juga?

Pastikanlah bagian yang bisa "bergembira" dari diri Anda. Kemudian,
susunlah berbagai pekerjaan Anda di sekitar dan sekelilingnya. Maka,
kegembiraan Anda akan terjamin. Anda bisa senang dengan utak-atik
mobil? Lakukan itu dan tunjukkan kepada teman sekantor. Anda senang
ikan hias? Taruhlah akuarium di meja kerja Anda. Anda senang musik?
Belilah earphone agar tak mengganggu 'kesenangan' orang lain.

Sekilas, anjuran di atas seperi kontraproduktif. Sebaliknya, secara
ekstrem justru membuat Anda lebih produktif. Inilah yang disebut
dengan "reverse psychology".

Dengan 'settingan' seperti di atas, jika Anda mulai merasa berlebihan
dalam bergembira, maka Anda akan mulai "ingin" bekerja. Anda tidak
lagi merasa "harus" bekerja, tapi Anda memang menginginkannya.
Motivasi Anda akan melejit. Itu terjadi karena Anda merasa sudah
cukup bergembira. Libur yang terlalu lama, akan membuat Anda rindu
pada kerja. Persis seperti pengangguran yang merindukan pekerjaan.

6. Gunakan "kotak waktu".

Pecah tugas Anda ke dalam paket-paket kecil. Kumpulkan berbagai tugas
kecil Anda itu, dan masukkan semuanya ke dalam kotak waktu Anda.
Aturlah kotak waktu Anda untuk 30 menit. Kelompokkan tugas-tugas
kecil Anda menjadi satu gugus tugas, yang seluruhnya dapat
diselesaikan dalam waktu 30 menit atau kurang. Setelah 30 menit,
hadiahi diri Anda sendiri dengan bonus yang sepadan, misalnya
menonton TV, makan camilan atau hadiah lain yang cukup merangsang.
Setelah itu, kerjakan lagi 'paket 30 menit' berikutnya, dan kejar
hadiah yang lain.

Secara umum, Anda pasti punya daya tahan jika bekerja hanya 30 menit.
Apalagi, jika hadiahnya cukup menggiurkan.

7. Terima diri apa adanya.

Terimalah diri Anda "apa adanya". Berhentilah memikirkan "ada apanya"
dengan diri Anda. Kebiasaan Anda menunda-nunda, mungkin membebani
Anda. Untuk tidak menjadikannya penyebab stress lanjutan, terimalah
diri Anda sebagai pembelajar:

- Beri waktu bagi diri Anda untuk berubah;
- Beri kesempatan bagi diri Anda untuk 'naik' dan 'turun';
- Hargai diri Anda untuk apapun yang Anda kerjakan;
- Sering-seringlah memaafkan diri Anda sendiri.

Setelah tanda seru berikut ini, segeralah kerjakan apapun yang Anda
INGINKAN!

9/09/2006

Mengubah Sikap Dengan Bicara dan Bahasa

Materi oleh:
Chuck Gallozzi

PUASLAH ANDA JIKA TIDAK PUAS

Anda belum puas? Menurut Anda mestinya bisa lebih baik? Selamat! Anda
di jalan yang tepat untuk terus maju. Mengapa? Karena benih kemajuan,
ada dalam kebutuhan akan perbaikan.

Setiap langkah maju, dibarengi dengan berbagai tanggungjawab dan
masalah baru. Dalam upaya menyelesaikan masalah-masalah baru inilah,
yang namanya kemajuan terjadi. Dengan kata lain, masalah adalah harga
untuk kemajuan. Masalah adalah kunci untuk kemajuan. Dalam konteks
pribadi atau sosial, perhatian kita semestinya difokuskan pada arah
yang dituju, dan bukan pada kecepatan atau laju. Ketidakpuasan adalah
prasyarat untuk maju, dan keluhan tanpa tindakan akan menciptakan
buntu.

TIDAK USAH TAKUT BERBUAT SALAH

Kesalahan adalah teknis, bukan normatif. Benar dan salah adalah
teknis, pahala dan dosa adalah normatif. Dosa itu jelas salah
(normatif), tapi yang salah tidak selalu berujung dosa (teknis).

Tak usah takut berbuat salah, jika kesalahan itu cuma masalah teknis.
Takutlah berbuat dosa, tak usah takut berbuat salah. Dan ketahuilah,
sepanjang kesalahan itu adalah kesalahan baru, maka itu artinya tetap
maju.

UNTUK MAJU, GUNAKAN "BELUM" DARIPADA "TIDAK"

Biasakan kata "belum" untuk menggantikan kata "tidak", jika Anda
ingin terus maju.

Gantilah:
"Saya TIDAK bisa"
"Saya TIDAK tahu bagaimana melakukannya"
"Saya TIDAK bisa menyelesaikannya"

Dengan:
"Saya BELUM bisa"
"Saya BELUM tahu bagaimana cara melakukannya"
"Saya BELUM bisa menyelesaikannya"

Pergantian sederhana ini akan merubah 'negative thinking' menjadi
'possibility thinking'.

UNTUK MAJU, MUNDURLAH DAHULU

Jika Anda mengalami SETBACK (kemunduran);
Tak perlu melakukan STEP BACK (langkah mundur);
Sebaliknya, bersiaplah untuk COMEBACK (kembali ke jalur).

Pelajari kemunduran itu, dan temukan kesempatan dan peluang baru.

TAK USAH TAKUT MENGAMBIL RISIKO

Mark Twain pernah berkata, "Duapuluh tahun dari sekarang, kamu akan
lebih kecewa atas apa-apa yang tidak kamu lakukan, dari pada apa-apa
yang kamu lakukan. Eksplorasilah, bermimpilah, temukanlah."

JANGAN PERTANYAKAN LAGI APA YANG SUDAH ANDA PUNYA

Jangan bertanya, "Apakah saya punya bekal untuk sukses?"
Bertanyalah, "Apakah saya mau menanggung ongkos untuk sukses?"
Apa ongkos untuk sukses? Ongkos untuk sukses adalah 4D:

- Desire;
- Discipline;
- Determination;
- Dedication.

Tanpa perjuangan, tak akan ada kemajuan. Siapa yang mau merdeka tanpa
konfrontasi, adalah mereka yang mau panen tanpa mengolah tanah.
Mereka menginginkan hujan yang tanpa petir dan halilintar. Mereka
meminta lautan tanpa ombaknya.

LIHATLAH DENGAN LAYAR LEBAR

Hidup ini bukanlah dengungan lebah. Ng...ng...ng...ng...
Di mana hanya satu "ngk..." akan langsung memastikan bahwa itu bukan
lagi dengungnya lebah. Di dalam kehidupan, satu kesalahan tidak akan
langsung berakibat kematian. Dalam dunia olah raga, atlet terbaikpun
pasti pernah kalah. Dan atlet terburukpun juga pasti pernah menang.

Sasaran Anda bukanlah menangguk laba sepanjang tahun, tanpa pernah
rugi sekalipun. Sasaran Anda adalah lebih banyak laba daripada rugi.
Dengan konsistensi, pada akhirnya Anda akan tetap laba.

HINDARI PENYESALAN

Ingatlah, siapa memberi yang terbaik, tidak akan pernah menyesal.
Begitu pula Anda.

PILIHLAH DENGAN BENAR

Apa yang jadi pilihan Anda, menjadikan Anda.

TAK USAH MEMBELA DIRI, BELA HARGA DIRI

Jangan coba menggeser tudingan. Untuk tepat menuding, perbaikilah
diri.

GUNAKAN WAKTU DENGAN BIJAK

Sadarilah, jika Anda punya waktu untuk berkeluh kesah tentang
sesuatu, maka Anda punya waktu untuk melakukan sesuatu tentang hal
itu.

BERTANGGUNGJAWABLAH

W Page Pitt, mantan kepala departemen jurnalisme di Marshalll
University, orang yang 97% buta matanya, pernah ditanya, "Mendingan
mana, buta, tuli atau lumpuh?" Ia menjawab, "Tidak satupun! Tidak
bertanggungjawab, kurang ambisi, kurang semangat, adalah penghalang
yang sesungguhnya."

BERSYUKURLAH DENGAN BERANI

Sikap pengecut adalah ketidakpuasan akan masa lalu, rasa hambar
tentang saat ini, dan ketidakpercayaan akan masa depan. Tidak
bersyukur atas berkah hari kemarin, apatisme terhadap peluang hari
ini, dan tak punya kekuatan untuk hari esok. Ketidaksadaran akan
keindahan, ketidakpedulian akan sesama, dan ketidakyakinan akan janji
Tuhan. Ketidaksabaran pada waktu, kekerdilan dalam pikiran, dan
kekurangajaran pada Sang Pencipta.

HARKAT DAN MARTABAT

Jika berharap menaikkan harkat dan martabat, hindari posisi terjerat.
Jika berharap menjadikan diri sendiri lebih baik, hindari merasa
lebih baik dari orang lain.

AKHIRNYA

Pada AKHIRnya, segala sesuatu akan menjadi lebih baik. Dan jika saat
ini 'tidak' lebih baik, itu bukan AKHIR segalanya.

Ubah sikap Anda dengan bicara dan bahasa. Dan jika Anda berhasil,
inilah rasanya:

9/03/2006

Jika Terjebak dalam Debat

KAPAN PERLU DIALOG

Dialog bukan alat komunikasi yang universal untuk segala situasi.
Jika Anda sudah punya cara lain yang lebih sederhana dan bisa
berfungsi dengan baik, Anda tidak perlu berdialog. Dengan kata lain,
dialog adalah pilihan terakhir dalam berkomunikasi. Jika hanya dengan
mengangguk atau menggeleng sudah cukup, untuk apa membuka mulut?

Dialog menjadi alat yang sangat berarti untuk membangun rasa saling
menghormati di antara sesama kolega. Di suatu organisasi, atau di
suatu perusahaan. Dengan rasa saling menghormati itu, apa-apa yang
menjadi tujuan perusahaan dan organisasi, bisa tercapai dengan
efektif.

DI MANA BERDIALOG

Pada hampir semua kasus, hasil terbaik dari dialog bisa diperoleh
dengan dialog yang diselenggarakan di luar tempat kerja, alias off-
site dialog. Ini bisa menghindari kecurigaan, judgement atau salah
persepsi.

BUKAN TENTANG KENDALA

Semua ini bukanlah persoalannya:

- Etnis;
- Ras;
- Gender;
- Generasi;
- Agama;
- Pangkat atau status;
- Kelompok atau golongan;
- Kesenjangan usia; dan sebagainya.

Dasar dari proses dialog tidak terkait langsung dengan semua kendala
itu. Dialog bisa dilangsungkan antara dua orang atau antar kelompok.
Bahkan, dialog bisa dilakukan tanpa fasilitator, walaupun fasilitator
profesional biasanya bisa membuat proses dialog menjadi lebih
efektif, khususnya untuk dialog dalam kelompok besar.

ENAM ATURAN DASAR BERDIALOG

1. Bersikap terbuka dan menunda 'penghakiman' - jangan menyalahkan
sudut pandang lawan dialog;

2. Pisahkan proses dialog dari proses pengambilan keputusan - dialog
mendahului pengambilan keputusan, negosiasi atau tindakan;

3. Bicaralah atas nama diri Anda sendiri, tidak mewakili orang lain,
dan perlakukan orang lain setara dan seimbang;

4. Dengarkan mereka dengan empati - buat mereka tahu bahwa Anda
mendengarkan dan punya perhatian;

5. Carilah persamaan-persamaan - yaitu wilayah-wilayah poin yang Anda
juga bisa menyetujuinya;

6. Cari asumsi-asumsi yang tersembunyi, lalu kemukakan dengan bijak -
apalagi, jika itu ada di dalam diri Anda sendiri.

Aturan dasar berdialog di atas, bisa dikategorikan ke dalam tiga
kelompok besar aktivitas yaitu:

- Menahan diri;
- Mendengarkan;
- Menemukan.

MENAHAN DIRI

Tahan diri Anda dari judgement, mengambil keputusan sepihak atau
mempermasalahkan status. Lupakan sementara, apa saja yang ada di
dalam kepala Anda tentang mereka, untuk membuka kemungkinan munculnya
berbagai hal yang belum Anda ketahui sebelumnya. Dengan begini, Anda
akan memahami sudut pandang orang lain. Lupakan dulu status Anda,
sebab orang lain akan memcoba melihat konsekuensi berdasarkan status
Anda. Apalagi, jika jabatan Anda cukup tinggi. Ingatkan mereka
tentang status Anda, hanya jika dialog usai dan telah tiba saatnya
untuk mengambil keputusan.

MENDENGARKAN

Mendengar adalah untuk mencari tahu pemahaman di belakang semua
posisi dan perspektif yang berbeda. Dengarlah dengan aktif.
Konfirmasikan hal-hal yang Anda kurang memahaminya. Dengar tanpa
memformulasikan respon. Sebab, itulah yang terjadi dalam debat atau
negosiasi. Anda tidak perlu meyakinkan mereka tentang perspektif
Anda. Anda hanya perlu menunjukkan bahwa Anda mendengar dan punya
perhatian. Mereka akan terbuka dan merasa nyaman. Dan mereka akan
berhenti, jika merasa ada perbedaan dalam hal keyakinan, tata nilai
dan perasaan.

MENEMUKAN

Bertanyalah untuk menemukan dan mengklarifikasi apa yang Anda dengar,
dan yakinkan bahwa Anda memang mengerti. Temukan berbagai asumsi yang
tersembunyi. Dialog adalah alat terbaik untuk memunculkannya ke
permukaan. Dan asumsi yang tersembunyi, biasanya berakar pada
ketidakpahaman dan ketidakpercayaan. Membuatnya tidak tersembunyi
lagi, akan memperbaiki tingkat pengertian dan penghargaan, dan
mengarah pada berbagai kemungkinan baru yang lebih baik.

Berkomunikasilah untuk saling mengisi, dan berdialog jika mentok.

Komunikasi Lewat Dialog

Terjemahan bebas dari materi oleh:
Robert Rosell

Komunikasi dan berkomunikasi itu punya banyak kendala. Kendala ini
biasa disebut dengan noise atau distorsi. Penyebabnya ada bermacam-
macam. Ada yang teknis dan ada yang non teknis. Berapa sering Anda
mencoba berkomunikasi dan terkendala oleh hal-hal yang non teknis
seperti ini?

- Etnis;
- Ras;
- Gender;
- Generasi;
- Agama;
- Pangkat atau status;
- Kelompok atau golongan;
- Kesenjangan usia; dan sebagainya.

Semua itu, bisa mengganggu komunikasi Anda.

Jika Anda seperti para praktisi HR alias Human Resources atau menjadi
trainer profesional, Anda pasti bisa memahami bahwa aspek demografi
di dalam perusahaan terus berubah dan berkembang. Perubahan ini akan
menghasilkan berbagai tantangan baru dalam mencapai efektifitas
kolaborasi dan komunikasi secara internal di dalam perusahaan atau
organisasi.

Inilah tantangan terbesar orang-orang yang bergerak di dunia human
resources alias HR. Mereka harus siap dengan semua jawaban atas
setiap pertanyaan yang muncul dari kendala-kendala di atas. Dan
kegagalan dalam mengatasi semua kendala itu, adalah kemunduran
dalam budaya dan profitabilitas perusahaan.

Bagaimana menjembatani semua perbedaan persepsi di atas?

Jawabannya ada pada keahlian yang sudah berumur tua tapi sempat
dilupakan oleh manusia, yaitu dialog. Dan dialog, menjadi alat
terbaik yang bisa membantu Anda, manakala Anda menghadapi kendala
komunikasi.

Dialog itu penemuan purbakala. Berabad-abad lamanya ia dilupakan oleh
berbagai peradaban. Sampai kemudian, ia 'ditemukan kembali' oleh
David Bohm, seorang ahli fisika di London University. Dan kini,
dialog mendapat pengakuan kembali sebagai harta yang tak ternilai
harganya.

DIALOG BUKAN PERCAKAPAN

Dialog bukanlah percakapan, sebab ada aturan khusus di dalam dialog,
yang tidak digunakan dalam percakapan yang biasa.

DIALOG BUKAN NEGOSIASI

Sebab Anda tidak sedang mencoba mencapai secara langsung, keputusan
atau kesepahaman tertentu dengan lawan bicara Anda.

DIALOG BUKAN DEBAT

Di dalam debat, setiap pihak yang berdebat meyakini bahwa posisinya
adalah benar. Artinya, posisi lawan bicara adalah salah. Di dalam
dialog, setiap pihak yang terlibat akan menerima informasi yang
berharga dan pada saat yang sama, sama-sama mencoba memahami posisi
lawan bicara.

Di dalam debat, Anda mendengar dan mencari, apa-apa yang salah dari
argumentasi lawan bicara Anda. Dengan begitu Anda berkeinginan untuk
mengkonternya dan menunjukkan betapa benarnya posisi Anda. Di dalam
dialog, Anda harus mendengar apa yang benar dari argumentasi lawan
bicara Anda, untuk lebih memahami dan mengerti posisinya. Lebih jauh
lagi, Anda mencari tahu apa-apa yang bisa Anda pelajari dari
perspektif yang berbeda.

Di dalam debat, Anda mempertahankan sudut pandang Anda sendiri, dan
mengkritisi sudut pandang lawan bicara. Di dalam dialog, Anda menguji
semua sudut pandang -- sudut Anda dan sudut lawan bicara Anda, untuk
mencari tahu apa yang bisa Anda berdua pelajari. Anda menunda
'penghakiman' Anda, dan mencoba melihat segala sesuatu dengan cara
yang baru.

Di dalam debat, tujuan Anda adalah menang. Di dalam dialog, tidak ada
yang menang dan tidak ada yang kalah. Sasarannya adalah saling
mengerti.

Makna Hidup Dalam Kehidupan Berkeluarga

manusia adalah makhluk psikologis yang menganut suatu makna. Dalam
psikologi komunikasi ada ungkapan world don't mean, people mean,
kata-kata itu tak memiliki makna, manusialah yang memberikakan
makna. Manusia adalah makhluk yang mampu memberikan makna terhadap
obyek. Obyek yang sama mungkin makna berbeda-beda oleh orang yang
berbeda. senyum biasanya dimaknai sebagai keramahan tetapi bagi
orang yang sedang sakit hati kepada seseorang, maka senyuman orang
itu bisa dimaknai sebagai penghinaan atau mengeledek. senyuman ibu
tiri sering dimaknai buruk oleh anak tirinya, berbeda dengan
persepsi dengan anak kandungnya. Senyuman yang sama berdampak
menyakitkan bagi seseorang dan mungkin berdampak menyakitkan bagi
orang lain.

Apa makna sesuatu bergantung kepada persepsi tentang fungsi dari
sesuatu itu, mata dipandang bermakna jika berfungsi melihat, telinga
dipandang bermakna untuk mendengar, mobil dipandang bermakna jika
berfungsi sebagai kendaraan. Suami dipandang bermakna oleh istrinya
jika berfungsi sebagai suami, presiden dipandang bermakna oleh
rakyatnya jika berfungsi sebagai pemimpin. Begitulah seterusnya
segala sesuatu, tingkat bermaknanya bergantung kepada tingkat
fungsinya.

"SAYA BERSAMAMU SAYANG"

Seorang anak lahir setelah 11 tahun pernikahan.
Mereka adalah pasangan yg saling mencintai dan anak itu adalah buah
hati mereka. Saat anak tersebut berumur dua tahun, suatu pagi si ayah
melihat sebotol obat yg terbuka. Dia terlambat untuk ke kantor maka
dia meminta istrinya untuk menutupnya dan menyimpannya di lemari.
Istrinya, karena kesibukannya di dapur sama sekali melupakan hal
tersebut.

Anak itu melihat botol itu dan dengan riang memainkannya. Karena
tertarik dengan warna obat tersebut lalu si anak memakannya semua.
Obat tersebut adalah obat yg keras yg bahkan untuk orang dewasa pun
hanya dalam dosis kecil saja. Sang istri segera membawa si anak ke
rumah sakit. Tapi si anak tidak tertolong. sang istri ngeri
membayangkan bagaimana dia harus menghadapi suaminya.

Ketika si suami datang ke rumah sakit dan melihat anaknya yang
telah meninggal, dia melihat kepada istrinya dan mengucapkan 3 kata.

PERTANYAAN :
1. Apa 3 kata itu?
2. Apa makna cerita ini?

JAWABAN:

Sang Suami hanya mengatakan "SAYA BERSAMAMU SAYANG"

Reaksi sang suami yang sangat tidak disangka-sangka adalah sikap yang
proaktif. Si anak sudah meninggal, tidak bisa dihidupkan kembali.
Tidak ada gunanya mencari-cari kesalahan pada sang istri. lagipula
seandainya dia menyempatkan untuk menutup dan menyimpan botol
tersebut maka hal ini tdk akan terjadi.

Tidak ada yg perlu disalahkan. Si istri juga kehilangan anak semata
wayangnya. Apa yg si istri perlu saat ini adalah penghiburan dari
sang suami dan itulah yg diberikan suaminya sekarang.

Jika semua orang dapat melihat hidup dengan cara pandang seperti ini
maka akan terdapat jauh lebih sedikit permasalahan di dunia ini.

"Perjalanan ribuan mil dimulai dengan satu langkah kecil"

Buang rasa iri hati, cemburu, dendam, egois dan ketakutanmu. Kamu
akan menemukan bahwa sesungguhnya banyak hal tidak sesulit yang kau
bayangkan.

MORAL CERITA

Cerita ini layak untuk dibaca. Kadang kita membuang waktu hanya untuk
mencari kesalahan org lain atau siapa yg salah dalam sebuah hubungan
atau dalam pekerjaan atau dengan org yg kita kenal. hal ini akan
membuat kita kehilangan kehangatan dalam hubungan antar manusia.

Buang rasa iri hati, cemburu, dendam, egois dan ketakutanmu. Kamu
akan menemukan bahwa sesungguhnya banyak hal tidak sesulit yang kau
bayangkan.

---------------------------------

TENTANG KITA

Musuh utama manusia adalah dirinya sendiri
Kegagalan terutama manusia adalah kesombongan
Kebodohan terutama manusia adalah sifat menipu
Kesedihan terutama manusia adalah iri hati
Kesalahan terutama manusia adalah mencampakkan dirinya dan orang lain
Sifat manusia yang terkasih adalah rendah hati
Sifat manusia yang paling diuji adalah semangat dan keuletannya
Kehancuran terbesar manusia adalah rasa keputusasaan
Harta terutama manusia adalah kesehatan
Hutang terbesar manusia adalah hutang budi
Hadiah terutama manusia adalah sifat lapang dada dan mau memaafkan
Kekurangan terbesar manusia adalah sifat berkeluh kesah dan tidak
memiliki kebijaksanaan
Ketenteraman dan kedamaian terutama manusia adalah suka berdana dan
beramal

"Segala pekerjaan mudah untuk dilakukan kecuali satu hal ......
memahami orang lain dan menerima keberadaannya tanpa mempersoalkan
"kekurangannya"

"Sebagaimana diri kita, demikian pula makhluh lain, sebagaimana
makhluk lain, demikian pula iri kita. Dengan memikirkan mereka,
dengan membandingkan mereka, tidak seharusnya kita saling berselisih,
bertengkar dan membunuh atau menyebabkan hal itu."

"Kulihat saudaraku dengan mikroskop kritik dan kubilang sungguh jahat
saudaraku itu, kulihat lagi ia dengan teleskop hina dan kubilang
alangkah kecilnya ia, kemudian kupandang ia dengan cermin kebenaran,
alangkah miripnya ia dengan aku".

Pembicara dengan Bahasa Pendengar

Dua majalah mewawancarai Saya, yang satu majalah perbankan, dan yang
satunya lagi majalah kesehatan. Dua wawancara itu menyisakan sebuah
pertanyaan yang selalu mengganggu Saya. Saya cari-cari jawabannya.
Alhamdulillah, akhirnya Saya temukan juga. Dan berikut inilah kurang
lebihnya.

Ikhwan Sopa.

Dari materi oleh:
Accelerate Now

KEKUATAN BAHASA

Ada ratusan ribu kata di dalam setiap bahasa yang ada di dunia.
Beberapa bahasa bahkan memiliki hampir sejuta kata. Namun demikian,
kosakata yang diketahui atau digunakan oleh setiap orang ternyata
sangat terbatas jumlahnya. Rata-rata orang hanya mengetahui atau
menggunakan sekitar 2.000 sampai 10.000 kata saja. Jumlah ini hanya
kurang dari 2% total kata di dalam bahasa yang digunakannya.

Kata-kata yang Anda pilih dan Anda gunakan, berpengaruh pada
efektifitas komunikasi Anda dengan orang lain. Pilihan kata-kata Anda
itu memiliki kontribusi yang besar bagi kesuksesan atau kegagalan
Anda dalam berkomunikasi.

Mampu berbicara dengan bahasa pendengar, adalah kunci keberhasilan
berbicara.

KERANGKA PERSETUJUAN

Keberhasilan Anda bernegosiasi, ditentukan oleh keberhasilan Anda
dalam menempatkan pihak lain ke dalam kerangka persetujuan. Kerangka
persetujuan adalah sebuah posisi di mana pihak tersebut berharap atau
menginginkan bisa berkata 'ya'. Untuk menempatkan pihak itu ke dalam
kerangka persetujuan, Anda harus mengajukan serangkaian pertanyaan
yang bermuara pada jawaban 'ya'.

Contoh:

"Coba Saya eja nama Ibu, N-O-V-I-A-N-T-Y. Betul Bu ya?"
"Trus kode pos Ibu adalah 12570?"
"Tadi Ibu mengatakan bahwa Ibu harus mengajukan proposal ini ke
atasan Ibu dulu ya?"
"Dan Ibu juga tadi bilang butuh waktu sekitar dua minggu, ya Bu?"

Prospek Anda sudah mengatakan 'ya' empat kali. Ini artinya, Anda
sudah menempatkan dirinya ke dalam kerangka persetujuan. Prospek Anda
sudah masuk ke dalam sebuah pola untuk mengatakan 'ya'. Tentunya, ini
tidak berarti bahwa Ia akan selalu mengatakan 'ya' untuk setiap
pertanyaan Anda. Ini, baru berarti bahwa Ia telah melakukan
'pemanasan' dan mau masuk ke dalam kerangka persetujuan.

Dua minggu kemudian, Anda meneleponnya kembali. Anda bisa melanjutkan
pola 'ya' dan mempertahankan kerangka persetujuan yang sudah Anda
ciptakan.

"Selamat pagi Ibu Novianty, nggak apa-apa ya diganggu sebentar?"
"Saya mau nerusin omongan kita kemarin, bisa Bu ya?"
"Kalo nggak salah, Ibu bilang persoalannya ada di budget kan Bu ya?"
"Kita sudah diskusiin di sini, dan kita bisa kasih Ibu diskon sampe
15%. Kalo dirupiahin udah lumayan gede kan Bu ya?"
(Mungkin ia akan mengatakan "Iya sih...tapi... Kembalikan lagi ke
kerangka persetujuan)
"Kemaren kan sudah Saya tunjukin harga rata-rata yang ditawarin
vendor lain. Punya kita kan memang lebih murah Bu?"
"Dan lagi, kita juga kasih tambahan bonus, konsultasi lanjutan ya kan
Bu?"
"Gimana, bisa kita pastikan hari ini Bu?"

Anda bisa meng-closing-nya, atau Anda bisa menundanya. Akan tetapi
bagaimanapun, pertahankanlah kerangka persetujuan itu.

BICARA DENGAN MODALITAS

Ini cara termudah untuk berbicara dengan bahasa pendengar. Lawan
bicara Anda, secara umum mengolah berbagai informasi melalui tiga
gaya, yaitu visual, auditory, dan kinestetik. Apa yang sulit, adalah
melatih diri untuk bisa meyakini kategorisasi dari lawan bicara Anda.
Sekali Anda bisa melakukannya, Anda akan mengetahui tipe apa lawan
bicara Anda.

Visual -> Gunakan kata-kata yang mewakili 'penglihatan';
Auditory -> Gunakan kata-kata yang mewakili 'pendengaran';
Kinestetik -> Gunakan kata-kata yang mewakili 'perbuatan', 'perasaan'
atau 'sentuhan'.

CARI AMAN VERSUS PETUALANG

Cara ini cocok untuk interview pekerjaan. Saat berbicara, ambil
selembar kertas kosong, letakkan memanjang ke samping, lalu tariklah
sebuah garis di tengahnya, dari kiri ke kanan. Di ujung kiri,
tulislah 'CARI AMAN' dan di ujung kanan tulislah 'PETUALANG'. Beri
tanda di tengah-tengahnya sebagai titik netral.

Sambil berbicara, waspadailah lawan bicara Anda. Untuk setiap kata
yang bisa mewakili atau berorientasi pada 'CARI AMAN' atau
'PETUALANG', tandailah garis yang Anda buat sesuai dengan
tingkat intensitas menurut perhitungan dan perkiraan Anda.

Saat berbicara, lawan bicara Anda cenderung mengucapkan berbagai
ungkapan dan pernyataan yang mewakili karakter pribadinya. Apa yang
perlu Anda nilai, adalah berbagai kata dan kalimat yang kurang lebih
berarti:

- Terjamin;
- Risiko rendah;
- Pasti;
- Meyakinkan, dan sebagainya,

untuk kategori 'CARI AMAN', dan

- Berjudi;
- Bertualang;
- Fifty-fifty;
- Menantang, dan sebagainya,

untuk kategori 'PETUALANG'

Sesuaikan hasil itu dengan penempatan kerja yang Anda inginkan, atau
untuk menentukan konteks hubungan Anda dengan lawan bicara Anda.
Harap diingat, ini bukan memilih teman, tapi memahami teman.
Sesuaikan karakter pribadi Anda dengan karakter pribadi lawan bicara
Anda. Carilah rekonsiliasi dan kolaborasi. Sesuaikan cara Anda
berkomunikasi dengannya. Ini akan sangat berguna bagi Anda di saat-
saat tertentu.

CHUNKING UP - CHUNKING DOWN

Buatlah garis yang sama, di ujung kiri tulislah 'DETIL' dan di ujung
kanan tulislah 'SAMAR'. Setiap orang punya preferensi masing-masing
untuk menentukan di bagian mana harus 'detil' dan di bagian mana
harus 'samar'. Begitulah secara umum bagaimana orang berkomunikasi.

Jika Anda berbicara kepada si detil, Anda tidak akan 'nyambung' jika
hanya bicara 'global'. begitu pula sebaliknya. Ada saatnya di mana
Anda menginginkan si 'global' berbicara detil, dan si 'detil' bicara
yang lebih universal. Dalam hal ini, Anda harus melatih keterampilan
bertanya.

KATA-KATA YANG BUTUH TINDAK LANJUT

Ada beberapa kata yang perlu ditindaklanjuti untuk keberhasilan
berkomunikasi, yaitu:

- Tidak;
- Tapi;
- Mengapa;
- Jangan.

= Tidak =

Kata 'tidak' punya efek yang negatif pada pendengarnya. Dan efek
negatif ini, bisa merenggangkan keintiman Anda. Biasakanlah untuk
menghapus kata 'tidak' yang tidak pada tempatnya, dan biasakanlah
untuk tegas mengatakan 'tidak' pada saat memang diperlukan.

"Jika Saya bayar dengan harga itu, apakah diskon yang Saya dapat
tetap 20%?"
"Tidak, Bapak akan mendapatkan 10% saja." -> Tidak efektif
"Bapak tetap dapat 10% diskon." -> Efektif

"Bisakah Saya terima barangnya besok?"
"Nggak Bu, ngirimnya dua minggu." -> Tidak efektif
"Kita butuh waktu dua minggu, barulah Ibu bisa terima." -> Efektif

"Bisa kita lihat rumah itu besok?"
"Tidak Pak, Saya besok ada janji ke Serpong." -> Tidak efektif
"Besok Saya ke Serpong, gimana kalo lusa?" -> Efektif

= Tapi =

'Tapi' adalah penghapus. Kata itu akan memerintah otak Anda untuk
'mengabaikan' dan 'menghapus' apa yang sudah Anda dengar sebelum
'tapi'.

"Anak Saya itu pintar tapi nakal di sekolah."

Apa yang diterima otak adalah "Anak itu nakal di sekolah."

Pengganti yang baik:

"Anak Saya itu pintar DAN nakal di sekolah."

= Mengapa =

Kata 'mengapa' akan membuat lawan bicara Anda mengaktifkan 'mode
bertahan'.

Dari pada:

"Mengapa Anda membeli rumah ini?"
"Mengapa Anda berinvestasi di bidang ini?"
"Mengapa Anda memutuskan memilih bank ini?"

Lebih baik:

"Apa yang menarik Anda ke daerah ini?"
"Bagaimana Anda bisa menjadi seorang investor saham?"
"Bagaimana Anda sampai pada pilihan bank yang ini?"

= Jangan =

'Jangan' adalah kata yang bisa mengakibatkan 'komplikasi otak'. Jika
Anda mengatakan "Jangan sentuh barang itu", maka otak pendengar Anda
akan mengabaikan kata 'jangan', memahami maksud dari 'sentuh barang
itu', barulah kemudian mengaplikasikan perintah 'jangan'. Artinya,
kata 'jangan' akan membuat suatu pengertian dipersepsi dan dipahami
secara terbalik, tidak jelas, berbelit dan sulit. Sehingga, otak
lawan bicara Anda butuh waktu lebih lama untuk bisa memahami maksud
Anda. Artinya, itu melelahkan buat lawan bicara Anda.

Contoh:

"Jangan lupa telepon Ayah di kantor."

Abaikan 'jangan', proses 'telepon Ayah di kantor', cari lawan kata
dari 'lupa', hasilnya:

"Ingatlah untuk menelepon Ayah di kantor."

Mana yang lebih efisien? Mengapa tidak langsung saja menggunakan
kalimat yang terakhir?

Buanglah 'jangan' karena ia hanya mencegah Anda dari berfokus pada hal
-hal yang positif. Gunakan ia hanya untuk kondisi kritis.

Kepada siapa Anda meminta nasehat jika akan menikah?
Dengan siapa Anda berdiskusi untuk melakukan investasi?
Kepada siapa Anda bertanya tentang masa depan?
Bisakah Anda membedakan, kepada siapa Anda mengobrol tentang
berkebun, dan kepada siapa tentang balapan?
Bisakah Anda membedakan gaya komunikasi dan karakter pribadi, dari
putra-putri Anda sendiri?
Berapa sering Anda mengatakan 'jangan!' pada anak-anak Anda sendiri?
Apa hasilnya?

Semua teknik di atas, bisa pula diterapkan pada orang-orang yang Anda
cintai dan sayangi.

Perbaiki gaya komunikasi Anda. Jadikan hari-hari Anda indah dan penuh
makna. Sebab bahasa, punya kekuatan raksasa.

Personality Test

Pilih sebuah bentuk dibawah ini yang paling kamu senangi lalu baca
kepribadianmu dibawahnya

Seorang psikologis mengembangkan bentuk-bentuk ini, yang telah diuji
secara luas di dunia selama beberapa tahun. Warna warnanya telah
mengalami perbaikan dan diuji lagi sampai didapatkan satu set bentuk yang
terbaik. Bentuk-bentuk ini mewakili sembilan tipe kepribadian dasar.

1 2 3
4 5

6 7 8
9






Halaman selanjutnya adalah jawabannya.

























1.
Introspektif
Sensitif
Reflective
Kamu lebih sering dan fokus terhadap diri dan lingkungan sendiri
daripada berinteraksi dengan orang lain. Kamu membenci kedangkalan, lebih
senang menyendiri daripada terluka karena bisikan orang. Tapi hubunganmu
dengan teman-temanmu sangat intensif, yang memberikanmu ketenangan dan
keserasian yang kamu butuhkan untuk merasa baik. Bagaimanapun itu bukan
masalah bagimu untuk menyendiri untuk beberapa waktu tanpa menjadi
bosan.
2.
Mandiri
Tidak biasa (tidak konvensional)
Tak tertekang
Kamu menginginkan kebebasan dan ketidakterikatan hidup yang
membiarkanmu menentukan jalan kamu sendiri. Kamu memiliki bakat artistik dalam
kerjaanmu dan aktifitas luangmu. Desakan untuk bebas kadang menyebabkan
kamu melakukan perbuatan yang sangat berlawanan dengan apa yang kamu
inginkan.
Gaya hidupmu sangat individual. Kamu tidak akan meniru secara buta apa
yang sedang "in", disisi lain kamu mencari kehidupan yang sesuai dengan
cita cita dan dan pendirianmu, bahkan bila harus berenang melawan
pasang.

3.
Dinamis
Aktif
Mementingkan hal-hal lahir
Kamu sungguh berkeinginan untuk menerima beberapa resiko dan
berkomitmen kuat dalam menukar ketertarikan dan pekerjaan yang bervariasi.
Rutin, berlawanan, cenderung berefek melumpuhkanmu.
Apa yang paling kamu sukai adalah bisa memainkan peran dalam banyak
bidang.
Dalam melakukannya, inisiatifmu lebih kuat.
4.
Bersahaja
Sangat teguh pendirian
harmonis
Kamu menghargai gaya dan cinta alami yang tidak rumit. Orang
mengagumimu karena kamu memiliki kemampuan bertanan kuat dan mereka bergantung
padamu. Kamu memberikannya pada orang yang dekat perlindungan dan jarak.
Kamu merasa hangat dan manusiawi. Kamu menolak segala sesuatu yang
mencolok dan usang. Kamu cenderung ragu pada tingkah/perubahan trend mode.
Bagimu pakaian harus praktis dan bagus yang tidak menonjol.

5.
Professional
Pragmatis
Percaya diri
Kamu bertanggung jawab pada hidupmu, meletakkan lebih kecil
keberuntunganmu dan lebih kepada perbuatanmu sendiri.Kamu memecahkan masalah
dengan tindakan yang praktis dan tidak rumit. Kamu memandang secara
realistis sesuatu dalam hidupmu dan menanganinya dengan baik. Kamu diberi
tanggung jawab yang besar dalam pekerjaan, karena orang tahu bahwa kamu
dapat diandalkan.

Kekuatan tegasmu terhadap kemauan akan memproyeksikan keyakinanmu
terhadap orang lain. Kamu tidak akan pernah benar-benar merasa puas sampai
semua cita-citamu

6.
Tenang/Damai
Bijaksana
Tidak Agresif
Kamu menanggap hidup mudah karena bijaksana. Kamu mendapatkan teman
tanpa kesukaran karena menikmati keprifasianmu dan kemandirianmu. Kamu
sering menjauh darinya dan menyendiri dari waktu ke waktu untuk merenungi
arti kehidupan dan menikmati sendiri. Kamu membutuhkan tempat untuk
persembunyian yang indah, tapi kamu tidak seoarang penyendiri. Kamu tenang
terhadap diri sendiri dan dunia, dan menghargai hidup dan apa yang
dunia tawarkan.

7.
Riang
Suka bermain/melucu
menyenangkan
Kamu menyukai kehidupan yang bebas dan spontan. Dan kamu berusaha
menikmatinya secara penuh karena memegang moto " KAmu hanya hidup sekali.

Keingin tahuanmu besar dan terbuka trhadp segala sesuatu yang baru,
kamu berkembang dengan perubahan. Kamu menganggap lingkunganmu serbaguna
dan selalau memberikan kejutan.



8.
Romantis
Pemimpi
Emosional
Kamu sangat sensitif. Kamu menolak melihat sesuatu dari sudut pandang
kesederhanaan dan tasionalitas. Apa yang perasaanmu katakan sangat
penting untukmu. Kenyataanya, Kamu merasa penting untuk memiliki mimpi-mimpi
dalam hidup.

Kamu menolak orang yang mencemoohkan romantisme dan hanya dikendalikan
oleh rasionalitas. Kamu menolak utnuk membiarkan sesuatu membatasi
keragaman kekayaan mood dan emosimu.

9.
Analitis
Terpercaya
Percaya diri
Senstifitas sebentarmu mewakili kualitas dan ketahanan yang
tinggi.Konsekuensinya, kamu suka menyelimuti dirimu dengan " mutiara kecil " yang
kamu temukan dimanapun orang lain mengabaikannya.

Lalu, Budaya sangat mempengaruhi kehidupanmu. Kamu telah temukan
kehidupanmu sendiri, yaitu elegan/luwes dan eksklusif, bebas dari pengaru
mode. Idealmu, kamu mendasarkan kehidupanmu, adalah dibudayakan
kesenangan.

Kamu menilai tingkatan budaya seseorang pada siapa kamu berbicara.

Mengingat Bahan Bicara

Dari materi oleh:
Lenny Laskowski
Ljlseminars

Ada banyak cara untuk bisa mengingat bahan bicara. Setidaknya, empat
cara berikut ini adalah cara yang paling umum dilakukan oleh banyak
pembicara publik. Anda pilih sendiri mau yang mana, akan tetapi
ingatlah bahwa beberapa cara ternyata merupakan cara yang salah.

Anda bisa mengingat bahan bicara dengan:

- Menghafal;
- Membaca sepenuhnya;
- Menggunakan catatan;
- menggunakan alat bantu visual.

MENGHAFAL

Inilah cara yang paling buruk menurut para pakar public speaking.
Mengapa? Karena dengan menghafal, Anda akan disibukkan oleh berabgai
kata atau kalimat, dan bukan ide yang ada di belakangnya. Padahal,
apa yang penting adalah idenya, dan bukan kata atau kalimatnya. Cara
ini menjadi cara terburuk untuk mengingat bahan bicara, karena Anda
akan:

- Kehilangan ide di belakang setiap kata dan kalimat;
- Kehilangan infleksi suara (penekanan kata) yang normal dan alamiah;
- Menciptakan mental block di mana audience Anda akan melihat orang
yang sedang mengingat-ingat sesuatu, bukan orang yang sedang
berbicara kepada mereka;
- Lupa. Ini PASTI terjadi, persoalannya hanyalah KAPAN!

MEMBACA TOTAL

Apa yang paling dibenci oleh audience Anda? Seorang pembicara yang
membaca bicaranya! Mereka akan berkata, "Kalo ngebaca sih, Gua juga
bisa!"

Ini juga merupakan cara yang buruk untuk mengingat bahan bicara
karena Anda akan:

- Kehilangan ide di belakang setiap kata dan kalimat;
- Kehilangan infleksi suara yang normal dan alamiah;
- Kehilangan 'pause' yang merupakan alat powerful dalam berbicara;
- Kehilangan kontak mata sebagai elemen penting dalam berbicara;
- Kehilangan 'bicara' itu sendiri, karena biasanya bahasa tulisan
berbeda dari bahasa lisan.

Anda akan terjebak dalam model bahasa yang 'tinggi', rumit atau
terlalu teknis. Efeknya, Anda akan kesulitan membacanya. Dan lebih
parah lagi, audience Anda akan jauh lebih sulit mendengarkanya.

Apa yang Anda ciptakan, hanyalah sedikit pergerakan, sedikit energi
dan sedikit daya tarik.

Anda mungkin terjebak dalam pola dan kebiasaan ini, karena tidak
berani mencoba cara lain yang lebih baik. Maka tipsnya; paksakan saja!

Catatan: Memang ada saatnya Anda harus membaca. Misalnya untuk
kutipan ayat hukum atau kebijakan yang resmi sifatnya. Atau, jika
batasan waktu Anda memang sangat ketat.

Jika memang harus membaca, ikuti tips ini:

- Jaga infleksi suara agar tetap alamiah dan normal;
- Jaga 'pause' agar alamiah dan normal;
- Jaga agar suara Anda tetap sama dengan berbicara tanpa membaca;
- Jaga agar gesture atau bahasa tubuh Anda tetap alamiah dan normal;
- Jaga agar kontak mata Anda tetap efektif dan efisien;
- Latih dengan mengucapkannya keras-keras. Ini akan mendekatkan Anda
kepada gaya bicara Anda yang alamiah;
- Saat menuliskannya, tulislah sejalan dengan bagaimana Anda akan
mengucapkannya;
- Tulislah dengan dobel spasi atau lebih. Sisipkan petunjuk bahasa
tubuh di bawah setiap baris;
- Jangan tulis dalam huruf besar semua, karena Anda akan lebih sulit
membacanya;
- Tulislah dengan paragraf pendek;
- Jika lebih dari satu halaman, jangan pecah satu pokok pikiran ke
dua halaman yang berbeda;
- Jangan gunakan klip untuk menyatukannya;
- Nomori skrip bicara Anda. Saat akan berganti halaman, cukup geser
halaman yang sudah 'dibicarakan' ke samping, untuk melihat halaman
berikutnya. Cara ini akan meminimalisir kesan membaca Anda;
- Geser bersamaan dengan waktu 'pause' yang tepat. Saat itu, audience
Anda sedang mencerna sehingga tidak terlalu memperhatikan gerakan
Anda.

MENGGUNAKAN CATATAN

Inilah cara yang paling banyak dipilih oleh para pembicara. Inilah
cara pertengahan antara membaca dan berbicara. Infleksi suara yang
normal dan alamiah bisa tetap dicapai. Kontak mata tetap bisa efektif
dan efisien. Bahasa tubuh tetap bisa didemonstrasikan dengan enak
terlihat.

Perhatikan hal ini:

- Jika catatan Anda letakkan di podium atau meja, Anda tidak bisa
bergerak menjauhinya;
- Jika catatan Anda pegang di tangan, Anda tidak bisa berbahasa tubuh
dengan leluasa.

Tips untuk menggunakan catatan:

- Catat informasi yang penting saja. Kutipan, statistik, daftar atau
angka;
- Masukkan hanya 'pemicu' ide, paragraf atau kalimat;
- Jangan catat teks atau paragraf yang akan Anda ucapkan;
- Nomori lembar catatan Anda (ini PENTING!);
- Sesekali bergeraklah dengan normal, tidak usah takut menjauhi
podium atau meja;
- Jaga agar tidak terlalu banyak membaca;
- Latihlah bicara Anda dengan memvisualisasikan sesi bicara.

MENGGUNAKAN ALAT BANTU VISUAL

Slide Anda bisa membantu. Judul dan sub judul di slide Anda bisa
mengingatkan Anda tentang suatu ide atau pokok bahasan. Berlatihlah
membuat alat bantu visual yang baik, menarik dan membantu, tapi tidak
menggantikan Anda sebagai pembicara.

Keuntungan menggunakan alat bantu visual:

- Anda tidak perlu khawatir tentang kelanjutan bicara Anda. Apa yang
akan Anda bicarakan lebih lanjut sudah ada di sana. Apa yang Anda
perlukan hanyalah kalimat transisi yang baik dan mulus;
- Anda bisa bergerak dengan lebih leluasa. Pergerakan Anda akan
memaksa audience mengikuti pembicaraan Anda;
- Anda bisa tetap melakukan kontak mata dengan alamiah dan normal;
- Anda tetap bisa bicara sesuai dengan track dan alur pemikiran yang
telah Anda rencanakan;

Catatan: Selalulah memperkenalkan alat bantu visual Anda sebelum
mulai membahas isinya.

Ambil Tindakan Sekarang!

Dari materi oleh:
Chuck Gallozzi

"Anda tidak akan pernah menang jika Anda tidak pernah memulai."
--Robert H. Schuller--

MENUNDA ITU TUMOR GANAS

Masih ingat "Little House On The Prairie"? Michael Landon, salah satu
orang terkenal yang kebetulan mati cepat, pernah mengatakan begini,
"Seseorang semestinya mengatakan kepada Kita, segera setelah Kita
lahir, bahwa Kita baru saja memulai perjalanan menuju kematian.
Kemudian, Kita jalani kehidupan sampai pada batasnya, setiap menit
setiap hari. Lakukan! Apa pun yang ingin Kamu lakukan, lakukanlah
sekarang! Apa yang disebut besok jumlahnya tidaklah terlalu banyak."

Ia mengatakan hal itu saat ia menyadari bahwa dirinya mengidap kanker
pankreas, di bulan Juli 1991. Ia meninggal di usia 54. Dengan
reputasi dan buah karyanya, ia telah menunjukkan kepada Kita bahwa
menunda-nunda adalah tumor ganas yang menghambat diri Kita dari
pencapaian potensi yang maksimal. Dia telah memilih dirinya untuk
menjadi manusia yang bertindak.

Apakah Kita akan menyadarinya, seperti Michael Landon, bahwa kemajuan
Kita telah terhambat, bukan oleh apa yang ingin Kita lakukan dan
tidak bisa, tapi oleh apa yang Kita inginkan dan tidak Kita lakukan?

BERTINDAK ATAU TIDAK BERTINDAK ADALAH PILIHAN

Mereka yang memilih bertindak, adalah mereka yang memilih untuk
hidup. Dan hidup itu sendiri, adalah ekspresi dari berbagai tindakan.
Kita selalu bisa memilih untuk bertindak atau tidak bertindak. Kita
juga bisa memilih untuk benar atau salah. Kita juga bisa memilih
untuk berbuat baik atau hanya merasa baik.

Pengalaman telah mengajari Kita tentang minimnya berbagai hal yang
Kita lakukan, sedikitnya hal yang bisa Kita lakukan, banyaknya hal
yang Kita lakukan dan banyaknya hal yang bisa Kita lakukan. Makin
lama Kita berdiam diri, akan makin sulit bagi Kita untuk merangkak
keluar dari pasir penghisap yang makin menenggelamkan. Sementara itu,
setiap tindakan benar akan mendorong Kita maju, dan setiap tindakan
salah akan menarik Kita mundur. Dengan kata lain:

- Tidak mengambil tindakan mengarah pada kelumpuhan;
- Tindakan yang benar mengarah pada kemajuan; dan
- Tindakan yang salah mengarah pada kemunduran.

Helen Keller, seorang wanita buta yang sukses mendunia, tidak
menjadikan kebutaan dan sekaligus ketuliannya sebagai alasan untuk
tidak bertindak. Sebaliknya ia berkata, "Saya ini cuma satu, dan
tetaplah akan hanya satu. Saya tidak bisa melakukan segala hal, tapi
Saya tetap bisa melakukan berbagai hal; Dan karena Saya tidak bisa
melakukan segala hal, Saya tidak akan menolak melakukan berbagai hal
yang masih bisa Saya lakukan." Ia mengerti bahwa jika Kita ingin
maju, Kita harus memulainya.

KITA TELAH DIBERI SK UNTUK BERKREASI

Pernahkah Anda mendapatkan ide yang bagus? Ya pasti! Kita semua pasti
pernah. Tidak ada kata kurang untuk berbagai ide yang bagus. Yang
ada adalah kekurangan dalam tindak lanjut.

Banyak dari Kita yang punya ide brilian, tapi gagal mengambil
tindakan untuk merealisirnya. Berbagai ide hanya akan menjadi
impoten, kecuali jika Kita tiupkan nafas kehidupan ke dalamnya. Sudah
dari sononya, bahwa setiap Kita adalah makhluk kreatif. Dan Kita,
tidak sama dengan hewan atau tumbuhan. Manusialah yang diberi
kesempatan untuk berkreasi oleh-Nya.

Keberadaan berbagai benda yang berguna di sekitar Kita, menjadi ada
dan berguna karena Kita -- manusia dengan izin-Nya, mengkreasinya.
Semua itu menjadi kekuatan kemanusiaan, dan kekuatan itu dilahirkan
oleh berbagai tindakan.

Kita, bahkan juga diizinkan-Nya untuk 'mengkreasi' diri sendiri.
Kelahiran Kita telah dititipi oleh pilihan itu. Kita menjadi berani
dengan bertindak berani. Menjadi bersemangat dengan bertindak penuh
semangat. Menjadi mengerti dengan bertindak untuk mengerti. Jika Kita
terjebak dalam masalah, tindakan adalah derek yang akan menarik Kita
keluar darinya.

Jika Kita terjebak dalam rundung kemalangan, apalagi obatnya jika
bukan tindakan?

Apakah nasib Kita disegel oleh berbagai keadaan yang Kita hadapi,
atau digerakkan oleh berbagai tindakan yang Kita ambil berdasarkan
berbagai situasi itu?

Bagaimana Kita bisa mengalami kenikmatan pencapaian atau rasa
kemenangan tanpa tindakan?

Tindakan adalah guru Kita, untuk 'learning by doing'. Melalui
tindakanlah Kita bisa mengontrol nasib Kita dengan membentuk masa
depan dan menciptakan berbagai alasan untuk keberadaan Kita di dunia,
di bawah alasan penciptaan oleh-Nya.

TINDAKAN ADALAH PERUBAHAN

Tindakan akan merubah Kita dari konsumen menjadi kontributor. Setiap
tindakan yang Kita ambil adalah goresan kuas dalam lukisan kehidupan
Kita. Kekuatan untuk bertindak adalah kekuatan untuk berkreasi.
Itulah berkah terbesar untuk umat manusia dari-Nya. Alam semesta
adalah simfoni sempurna cintaan-Nya, dan segala tindakan Kita menjadi
nada-nada yang mestinya harmoni dengan aransemen-Nya.

Bagaimanakah lagi Kita akan mengetahui rupa akhir lukisan itu, selain
dari mengibaskan kuas di atas kanvas?

Lantas, bagaimana Kita harus bertindak?

Ada ungkapan yang cukup bijak dari seorang Henri L. Bergson,
"Berpikir sebagai manusia yang bertindak, dan bertindak sebagai
manusia yang berpikir." Karena beratnya akibat tindakan Kita atas
dunia dan isinya, Kita harus berpikir sebelum bertindak. Kita harus
bertindak dengan penuh tanggung jawab.

Kapan Kita harus bertindak?

Bagaimana dengan rentang waktu antara kemarin dan besok? Tak usah
ditunggu yang namanya waktu sempurna, sebab waktu tak akan pernah
sempurna sampai Kita mengambil tindakan di dalamnya.

Setiap hembusan nafas Kita diperhitungkan. Setiap hembusan nafas
berarti bertahan hidup. Dan tindakan, adalah nafas dari jiwa Kita.
Biarkanlah setiap hembusan nafas masuk hitungan.

Jangan campur aduk aktivitas tidak sungguh-sungguh, atau gerakan
sederhana dengan TINDAKAN. Aktivitas tak berguna akan menghancurkan
waktu, sementara tindakan akan menciptakannya. Menurut Robert L.
Stevenson, "Nilailah setiap hari tidak dari panennya, tapi dari bibit
yang ditanam." Dan Robert J. Mckain mengatakan, "Konsepsi umum yang
berlaku adalah 'motivasi mengarah pada tindakan', padahal yang benar
adalah sebaliknya. Tindakanlah yang akan memicu motivasi." Dan jika
Kita muslim, setiap tindakan akan selalu berada di antara dua
motivasi.

BERTINDAKLAH SEKARANG!

Kita tidak dijamin untuk sukses atas setiap tindakan yang Kita
lakukan. Tapi ingatlah bahwa setiap doa pasti didengar dan dijawab.
Sukses tidak bisa dicari dalam keuniversalan, ia ada di dalam
kekhasan. Definisikanlah sasaran dengan tepat, dan pecahlah ia
menjadi serangkaian langkah dan tindakan. Lalu: ACTION!

Lupakah Anda, bahwa Andalah sang sutradara?

Enam Aturan Meeting dan Rapat

Dari materi oleh:
Governmental Leader

Meeting atau rapat memang tidak populer bagi banyak orang. Di
antaranya, karena meeting dan rapat selalu mengambil waktu orang
lain. Artinya ada meeting dan rapat yang buruk dan ada pula meeting
dan rapat yang baik. Meeting atau rapat bisa menjadi pemanfaatan
waktu yang hebat bila dijalankan dengan baik. Sayangnya, hal yang
sebaliknya juga merupakan kenyataan sehari-hari. Meeting atau rapat
yang buruk adalah membuang-buang waktu.

Berikut ini adalah enam aturan meeting atau rapat yang baik. Keenam
aturan ini bisa menekan kemungkinan rasa frustrasi setiap orang yang
menghadiri meeting atau rapat, dan tentu saja menjadikannya lebih
produktif bagi organisasi.

ATURAN #1

Selenggarakanlah meeting atau rapat, sebagaimana meeting atau rapat
yang ingin Anda hadiri. Buatlah meeting atau rapat yang ideal,
seperti meeting atau rapat yang ideal menurut Anda. Inilah aturan
paling mendasar bagi penyelenggara meeting atau rapat.

Meeting dan rapat yang efektif dan menjadi peserta yang baik, adalah
tentang mempertimbangkan orang lain.

Setiap aturan berikut ini diturunkan dari aturan pertama ini.

ATURAN #2

Lakukanlah persiapan secukupnya, dan yakinkan bahwa semua peserta
meeting atau rapat juga melakukannya. Distribusikan agenda meeting
atau rapat satu hari sebelum pelaksanaannya, dan yakinkan bahwa
setiap peserta dapat mengakses berbagai informasi yang
melatarbelakangi agenda itu.

Peserta meeting atau rapat, punya kewajiban untuk:

- Mereview agenda dan informasi latar belakangnya;
- Datang dan hadir di meeting atau rapat yang bersangkutan.

Jika pihak penyelenggara gagal melakukan proses ini, maka setiap
peserta hendaknya berinisiatif untuk memintanya kepada pihak
penyelenggara. Tidak sepantasnya ada orang yang datang menghadiri
meeting atau rapat, tanpa mengetahui mengapa mereka hadir di sana dan
apa yang hendak dicapai dengan meeting atau rapat tersebut.

Jika perintah yang diterima oleh pihak penyelenggara tidak
menginformasikan apa-apa, maka pihak penyelenggara ini sudah
sepantasnya mempertanyakan perlu tidaknya meeting atau rapat
itu dilaksanakan.

ATURAN #3

Mulailah meeting atau rapat dengan tepat waktu, dan akhiri juga
dengan tepat waktu, atau malah lebih cepat lebih baik. Memulai
meeting atau rapat dengan tepat waktu menuntut kedisiplinan dari dua
pihak, yaitu pihak penyelenggara dan pihak peserta.

Keterlambatan menghadiri meeting atau rapat mencerminkan rasa kurang
hormat kepada pihak lain yang datang tepat waktu. Itu sebabnya pihak
penyelenggara perlu:

- Menyatakan;
- menunjukkan;
- Mendemonstrasikan;

ketepatan waktu dalam memulai meeting atau rapat. Dengan demikian,
pihak lain akan berupaya melakukan hal yang sama.

Selesai tepat waktu, adalah nasehat manajemen meeting dan rapat yang
krusial. Dalam hal ini, agenda meeting atau rapat perlu dinilai ke-
realistik-annya.

Jika meeting atau rapat bisa terselenggara dan selesai hanya dalam
waktu 20 menit, maka tidak perlu diperpanjang dengan berbagai tetek
bengek lain. Sebab, ini akan menyedot waktu orang lain, dan
menjadikan meeting atau rapat di organisasi yang bersangkutan menjadi
kian tidak populer dan dienggani.

Timing dari meeting atau rapat juga amat penting. Menyelenggarakan
meeting atau rapat setelah jam kerja, membuat banyak orang merasa
tidak nyaman. Efeknya akan negatif bagi moral setiap orang.

Emergensi dan keadaan darurat sudah lumrah di setiap organisasi, dan
biasanya memang menuntut meeting atau rapat dadakan. Namun demikian,
meeting dan rapat yang sifatnya rutin tetap perlu dijadwalkan. Dan
tentunya, dengan waktu dan tempat yang nyaman bagi setiap orang.

ATURAN #4

Tetaplah pada topik. Satu orang atau sekelompok orang, biasanya akan
menceritakan satu atau berbagai hal di dalam meeting atau rapat.
Dalam hal demikian, pihak penyelenggara atau salah satu peserta
meeting atau rapat, semestinya ditunjuk sebagai pihak yang berwenang
untuk meng-guide proses dan jalannya meeting atau rapat agar tetap di
jalurnya, dan tetap pada topik yang diagendakan. Hanya saja, untuk
kepentingan esprit de corp, hal ini perlu didemonstrasikan dengan
berhati-hati.

Lagi pula, menceritakan sebuah kisah, bisa jadi memang diperlukan
dalam sebuah meeting atau rapat yang difungsikan sebagai sesi
coaching atau proses pembelajaran. Sekali lagi, tetaplah diperlukan
seseorang yang bisa dan diberi kewenangan untuk selalu mengembalikan
proses meeting atau rapat ke substansi agenda.

ATURAN #5

Jangan selenggarakan meeting atau rapat yang tidak perlu. Dengan
berhati-hati, tetapkanlah berapa kali sesungguhnya meeting atau rapat
yang rutin perlu diselenggarakan.

Jika Anda menyelenggarakan meeting atau rapat harian, nilailah,
apakah ia cukup produktif? Bisakah meeting atau rapat tersebut
dikurangi frekuensi atau periodenya? Bisakah itu dilakukan dengan
HANYA BERDIRI dan dengan waktu beberapa menit saja? "Terlanjur duduk"
akan membuat orang "lupa berdiri".

Staffs meeting itu penting untuk komunikasi internal dan
produktifitas, tapi Anda juga perlu menghitung keseimbangan antara
komunikasi internal dan efisiensi waktu.

ATURAN #6

Selesaikan meeting atau rapat dengan PERNYATAAN YANG JELAS tentang
TINDAK LANJUT dan SIAPA yang harus menindaklanjutinya. Ini perlu,
sekalipun meeting atau rapat itu diselenggarakan hanya untuk
"mempelajari sesuatu". Simpulkan dengan jelas "apa, "siapa" dan
"bagaimana"-nya.

Jika penyelenggara gagal melakukan hal ini, maka salah satu peserta
harus angkat bicara dan mempertanyakannya. Jika ini juga
tidak dilakukan, maka meeting atau rapat itu akan sia-sia dan hanya
membuang waktu saja.

SIMPULAN

Mengimplementasikan semua aturan di atas tidaklah mudah. Apalagi,
menjadikan meeting atau rapat sebagai alat yang produktif. Akan
tetapi, percayalah bahwa dengan menerapkannya secara konsisten dan
penuh disiplin, akan menciptakan perbedaan dalam produktifitas
organisasi Anda.

Berbicara di Kondangan

Anda pasti pernah diundang oleh saudara, teman atau kolega. Anda
biasa menyebutnya kondangan. Anda datang dengan pakaian yang khusus,
batik, kebaya atau baju koko.

Dalam perkembangan yang mutakhir, Anda bahkan sering menyeragamkan
pakaian Anda sekeluarga. Sewarna dan senada. Apa artinya itu?
Artinya, Anda memperlakukan undangan atau kondangan sebagai sebuah
sesi khusus. Itu sebabnya, acara-acara yang demikian sering disebut
dengan acara khusus atau special occasion. Acara yang punya makna
khusus, bagi si penyelenggara acara dan bagi para undangannya.

(Konon, kata "kondangan" berasal dari kata "ke undangan")

Pernahkah Anda diundang untuk berbicara di sebuah kondangan? Jika
Anda merasa sedikit bingung tentang apa maksud kondangan dalam hal
ini, maka berikut ini adalah contoh-contoh acara yang bisa Anda sebut
dengan kondangan:

- Undangan makan malam;
- Selamatan;
- Syukuran;
- Cukuran/Marhaban;
- Tunangan atau Tukar Cincin;
- Kawinan;
- Ngunduh Mantu;
- Ulang tahun;
- Commemorative;
- Commencement;
- Eulogies;
- Inspirasional;
- Khatam Quran;
- Sunatan;
- Pindah rumah;
- Tahlilan;
- Naik pangkat;
- Kelulusan Sekolah;
- Tolak bala';
- Ruwatan;
- Berangkat dan Pulang dari Haji;
- Arisan Keluarga dan arisan lainnya;
- Majelis Ta'lim;
- Dan sebagainya.

BERBICARA DI KONDANGAN ADALAH PUBLIC SPEAKING

Ya. Berbicara dalam semua sesi di atas, dengan maju ke depan dan
tampil di hadapan hadirin dan kemudian berbicara, adalah termasuk
public speaking. Artinya, seperti juga bentuk-bentuk public speaking
lainnya, bicara model ini juga bisa dibuatkan outlinenya, dan
sekaligus bisa juga dilatih keterampilannya.

Bagaimanakah yang disebut dengan "bicara kondangan" yang baik?

Aturan dasar yang berlaku untuk bicara dalam kondangan adalah sama
dengan aturan dasar dalam public speaking secara umum, yaitu:

- Hubungan yang jelas antara bicara dengan tujuan atau sasaran acara;
- Terpenuhinya kriteria informatif dan persuasif dari topik;
- Berbagi pemikiran tentang sasaran dan konteks dari acara.

BERTANYALAH SEPERTI BIASA

Yaitu bertanya pada diri sendiri dengan metode 5W dan 1H: What, why,
to whom, when, where, dan how long.

CHECKLIST UNTUK TOPIK

Berikut ini adalah checklist untuk menemukan topik yang tepat bagi
kondangan yang tepat.

1. MENGAPA?

Apa tujuan dari kondangan itu?
Mengapa kondangan itu spesial?
Apa yang diinginkan dan diharapkan oleh orang yang mengundang?
Apakah ada permintaan dan persyaratan khusus untuk menghadirinya?
Misalnya tentang berpakaian atau keharusan membawa pasangan?
Apa yang terpikir pertama kali oleh Anda, saat Anda diundang untuk
hadir di sana?
Apakah mereka mengundang Anda berkaitan dengan keahlian, profesi atau
jabatan Anda?
Sebagai saudara?
Sebagai teman dekat?
Apa yang Anda ketahui tentang orang-orang yang akan hadir dan
keragamannya?
Apa yang Anda ketahui tentang adat dan istiadat yang diberlakukan di
dalam kondangan itu?
Mengapa Anda menerima undangan itu dan tidak menolaknya?
Apa yang Anda inginkan untuk diingat oleh para hadirin?
Untuk dipertimbangkan, untuk didukung, untuk diubah atau untuk
dipercaya?

Intinya: Apa sih, tujuan dari bicara Anda di kondangan itu?

Sebelum Anda memutuskan sasaran yang spesifik, tentukanlah terlebih
dahulu sasaran besarnya. Apakah Anda akan menghibur dan menyenangkan
para hadirin? Atau Anda akan menjadi tetua yang memberi wejangan
formal?

2. PERAYAAN ATAU PENGHORMATAN?

Tanyakan pada diri Anda sendiri: Siapa atau apa yang dihormati atau
diposisikan sebagai "penganten" dalam kondangan itu? Karena apa?
Pencapaian prestasi? Khataman? Kenaikan pangkat? Lulus dan
mendapatkan titel? Menikah? Kelahiran anak? Sunatan? Atau musibah?

Jika yang jadi "penganten" adalah orang: Bagaimana pengaruh dari
hidup dan kerja orang itu terhadap orang lain? Misalnya, dalam
kondangan untuk pencapaian prestasi, topik yang Anda bawakan
semestinya memperkuat penghormatan atau semangat hadirin atas
pencapaian itu. Pada dasarnya, perayaan adalah berbagi kebahagiaan
dengan orang banyak berkaitan dengan kesuksesan dan pencapaian.

Commemorative speech atau sambutan penghargaan, dilakukan untuk
menghormati dan memperkuat tata nilai yang dianut oleh seseorang,
kelompok, institusi atau organisasi, tempat, kejadian, ide atau
subjek tertentu. Dalam hal ini, berfokuslah pada nilai-nilai
kehidupan masyarakat dari dulu, sekarang dan masa depan. Bicara Anda
mestilah menjadi simbol dari "sekarang dan nanti".

Eulogies, biasa diselenggarakan untuk merayakan dan sekaligus
menghormati seseorang yang pensiun atau mengakhiri masa jabatan atau
masa baktinya. Dalam hal ini, ceritakanlah pada hadirin, apa yang
bisa dipelajari dari orang itu dan ungkapkan mengapa Anda dan hadirin
pantas berterimakasih kepadanya.

3. INSPIRASI

Bicara yang sasarannya untuk menginspirasi dalam kondangan, berkaitan
dengan kebijakan atau tata nilai yang diklaim. Bicara jenis ini di
dalam kondangan, biasanya dilakukan untuk mendongkrak moral
hadirin dan organisasi.

Apa yang ingin Anda capai bersama mereka? Bagaimana Anda bisa
mempersuasi audience dan hadirin untuk percaya, ikut merasakan,
atau berpikir sebagaimana yang Anda minta?

Di dalam sebuah sesi commencement, alias sesi untuk memulai sesuatu
seperti peresmian atau pembukaan organisasi, toko atau gedung
misalnya, Anda bisa menawarkan pemahaman atau pengetahuan dengan
mengungkapkan ide dan pemikiran pribadi Anda. Anda juga bisa memberi
daftar tentang standar perilaku yang diharapkan, tingkat pencapaian
yang diinginkan, dan bagaimana cara mencapai dan memperkuatnya.

4. AGENDA SOSIAL

Anda bisa juga menyampaikan sebuah agenda sosial di dalam kondangan.
Anda sebagai pembicara, bisa menyampaikan sasaran atau target baru
yang hendak dicapai. Dalam hal ini, Anda harus bisa menyampaikannya
dengan antusiasme dan emosi penuh.

5. AUDIENCE DAN HADIRIN

Siapa pendengar Anda? Apa payung organisasi mereka? Apa keluarga
besar mereka? Apa marganya? Siapa yang jadi "penganten"? Berapa
banyak yang akan hadir? Dari mana saja mereka? Dari lingkungan
kampung? Seluruh Indonesia? Atau seluruh dunia? Bahasa apa yang harus
Anda gunakan? Bahasa Indonesia? Atau bahasa daerah?

6. KAPAN

Apakah Anda akan diperkenalkan terlebih dahulu sebelum bicara? Berapa
orang yang akan berbicara? Aturlah agar Anda tidak membicarakan hal
yang sama dengan pembicara lain. Waspadalah jika jumlah pembicaranya
cukup banyak dan Anda bukan yang pertama akan bicara.

7. DI MANA

Bagaimana situasi tempat Anda akan berbicara? Bisakah Anda
mempertahankan atmosfer yang sesuai dengan topik Anda? Seberapa
besarnya ruangan tempat kondangan itu diadakan? Apakah pembicara akan
menggunakan podium? Duduk? Sambil berdiri? Sambil duduk atau bersila?
Dengan atau tanpa mikrofon? Bagaimana adat tuan rumah mengaturnya?

8. BERAPA LAMA

Jika Anda diminta bicara secara mendadak atau impromptu, bersiaplah
sebisanya dengan mencatat beberapa kata kunci penting. Ini perlu
diwaspadai, karena bicara di kondangan biasanya tidak perlu berlama-
lama. Kecuali tentu saja, jika Anda adalah ustadz atau penasehat
perkawinan misalnya.

OUTLINE BICARA KONDANGAN

1. PEMBUKAAN

- Bangkitkan minat;
- Nyatakan statement utama yang spesifik;
- Kaitkan statement itu dengan para hadirin;
- Beri daftar poin utama dari isi bicara.

2. ISI BICARA

Berdasarkan poin utama di pembukaan, bangun urut-urutannya, pro dan
kontranya, tata nlai yang terkait, contoh-contoh, cerita lucu atau
humor, kisah, dan cerita inspirasional. Waspadailah agar tidak
melukai adat-istiadat dan tradisi, atau tata nilai organisasi. Jangan
membicarakan SARA.

3. SIMPULAN

Akhir yang cocok untuk bicara di sesi kondangan, adalah segala hal
yang menghibur atau menyemangati para hadirin.

Pengantennya berbahagia, hadirin berbahagia. Dan mungkin, Anda pulang
dengan membawa besek atau berkat seperti hadirin, atau malah ditambah
amplop sekedarnya!

Siapkah Anda bicara di kondangan?

Tujuh Gaya Komunikasi Yang Tidak Sehat

KOMUNIKASI

Ada orang-orang tertentu yang seolah-olah dilahirkan untuk menjadi
orang yang sukses dalam pergaulan. Dengan mudahnya mereka dapat
menjalin persahabatan setiap bertemu dengan teman yang baru.

Bukan itu saja, persahabatan mereka pun biasanya bertahan sampai
kekal. Sebaliknya, ada pula orang-orang yang justru mengalami
kesukaran dalam pergaulan. Tema "disalah mengerti" merupakan tema
pokok hidup mereka meski mereka tak henti-hentinya berusaha
mengoreksi diri. Banyak faktor yang terlibat yang menyebabkan
keberhasilan atau kegagalan kita dalam pergaulan, salah satunya
adalah gaya kita berkomunikasi.

Tanpa kita sadari, sebenarnya gaya komunikasi itu sendiri adalah
bagian dari isi berita yang kita komunikasikan. Pada umumnya orang
yang sukses dalam pergaulan bukan saja memahami dampak gaya
komunikasinya pada orang lain, ia pun telah berhasil mengubahnya
menjadi gaya komunikasi yang luwes dan menyenangkan.

Gaya komunikasinya bukan saja tidak mengganggu isi berita yang ingin
ia sampaikan, malah gayanya yang luwes itu menambah kekuatan atau
bahkan adakalanya melengkapi kekurangan isi berita yang ingin ia
kemukakan.

Di bawah ini saya mencoba menjabarkan TUJUH GAYA KOMUNIKASI YANG TIDAK
SEHAT. Mudah-mudahan dapat menolong kita memperbaiki keterampilan
yang sangat penting ini.

Gaya 1: Si Penganggap

Ungkapan yang biasanya terlontar dari dirinya adalah, "Saudara
seharusnya sudah mengerti maksud saya." Si Penganggap umumnya
melakukan satu kesalahan yang cukup serius dalam komunikasi, yakni
menganggap orang lain pasti memahami isi hatinya. Sebelum kita
menganggap orang lain sudah menangkap maksud kita, kita perlu mengecek
ulang, apakah benar ia sudah memahami pembicaraan kita. Gaya
komunikasi seperti ini acap kali membuahkan kekecewaan dan bahkan
kemarahan.

Gaya 2: Si Sepenggal

Orang ini berpikir, "Bukankah sudah saya katakan semuanya itu?!" namun
sesungguhnya yang terjadi adalah ia memang belum mengemukakan seluruh
pikirannya -- baru sepenggal saja. Sewaktu kita berbicara, kecepatan
pikiran kita bergerak dari satu topik ke topik yang lainnya tidaklah
sama dengan kecepatan lidah kita mengungkapkan isi pikiran itu
sendiri.

Bagi Si Sepenggal, pikirannya bergerak telalu cepat atau lidahnya
terlalu lamban sehingga maksud hatinya tidak tertuang sepenuhnya
melalui bahasa ucapan. Masalahnya ialah, ia tidak menyadari hal ini,
sehingga dalam benaknya, ia sudah mengatakan semua yang ingin ia
sampaikan. Si Sepenggal rentan terhadap frustasi karena komunikasinya
menjadi terpotong-potong dan sudah tentu, membuka pintu terhadap
kesalahpahaman.

Gaya 3: Si Peremeh

Ucapan Si Peremeh pada umumnya ditandai dengan kalimat sejenis ini,
"Kenapa tidak mengerti-mengerti?" atau "Memang bodoh kamu!" Si Peremeh
memiliki satu masalah yang lumayan serius yakni ia memperlakukan semua
orang sama seperti dirinya. Alhasil, apabila orang lain tidak bisa
mengikuti kemauan atau pikirannya, ia pun marah.

Sewaktu marah, bukannya ia melihat bahwa memang orang lain berbeda
dengannya, ia justru memandang perbedaan sebagai kekurangan di pihak
orang lain. Gaya komunikasi ini cenderung merusakkan hubungan dengan
orang lain. Siapa saja yang pernah disakitinya akan menjaga jarak
karena tidak mau terluka lagi.

Gaya 4: Si Penyenang

Si Penyenang mempunyai satu misi dalam hidupnya, yakni menyenangkan
hati semua orang. Akibatnya, tema seperti ini sering keluar dari
bibirnya, "Saya akan lakukan apa saja bagimu asal kamu bahagia."
Bicara dengan Si Penyenang memang bisa menyenangkan karena ia akan
mengangguk-angguk saja, namun biasanya gaya komunikasi ini dapat
mendangkalkan relasi pribadi. Sukar sekali untuk mengetahui hati Si
Penyenang karena ia tidak terbuka. Ketidakterbukaannya itu juga
cenderung membuatnya menumpuk semua perasaan dalam hati. Kalau tidak
tertahankan, ia mudah menjadi orang tertekan dan tidak bahagia.

Gaya 5: Si Pelupa

Kita bisa lupa dan adakalanya sengaja melupakan peristiwa tertentu.
Malangnya, Si Pelupa lupa dan melupakan terlalu banyak hal dan
frekuensinya terlalu sering. Ia acap kali berujar, "Tidak, saya tidak
mengatakan hal itu." Namun kenyataannya ialah ia mengatakan hal
tersebut. Baik lupa atau melupakan informasi yang akhirnya dibutuhkan
oleh orang lain cenderung melemahkan kepercayaan orang pada dirinya
sendiri. Orang lain dapat membentuk anggapan bahwa Si Pelupa
meremehkan atau bisa juga, orang lain menilai bahwa Si Pelupa tidak
tulus. Ini bahaya! Komunikasi sangat bergantung pada kepercayaan;
tanpa itu, yang mendengar adalah suara belaka.

Gaya 6: Si Pendebat

Repot juga berkomunikasi dengan Si Pendebat karena pembicaraan
dengannya cenderung menjadi arena balapan kebenaran. Perhatikan kata-
kata yang biasanya keluar dari mulutnya, "Apa benar saya berkata
demikian? Apa kamu yakin? Bagaimana dengan dirimu sendiri?" Si
Pendebat kaya dengan kata-kata dan gaya berkomunikasinya mirip dengan
taktik menyerbu orang lain dengan bombardemen kata-kata. Si Pendebat
cenderung melemparkan fokus masalah ke pihak lawannya sehingga ia
bebas dari kesulitan. Gaya komunikasi ini bisa menimbulkan rasa tidak
suka dan jenuh pada orang lain karena bicara dengannya membuat diri
merasa diserang. Lebih jauh lagi, Si Pendebat akhirnya membuat orang
beranggapan bahwa ia senantiasa mengelak dari tanggung jawabnya.

Gaya 7: Si Talenan

Rasa iba, kasihan, simpati adalah beberapa kata yang sering
diasosiasikan dengan Si Talenan karena perasaan -perasaan seperti
itulah yang timbul tatkala melihatnya. Si Talenan selalu menyediakan
dirinya menjadi sasaran tudingan orang lain tanpa benar-benar
menyadari di mana letak kesalahannya (kalau memang ada).
Ucapan seperti ini cenderung muncul dari bibirnya, "Betul, memang saya
yang salah dan sudah sepantasnya dimarahi." Masalahnya ialah, ia
melakukan itu karena tidak berani atau berkekuatan memperhadapkan
orang lain dengan kebenaran. Ia tidak suka keributan dan baginya
silang pendapat tidaklah bijaksana, jadi, harus dihindarkan.
Gaya komunikasi ini sangat merugikan dirinya dan bisa mengundang
penghinaan dari orang lain. Orang lain semakin berani berbuat
sekehendak hatinya tanpa mempedulikan perasaannya. Namun, bukankah ia
jugalah yang memulainya?

Dari penjelasan di atas kita melihat bahwa gaya komunikasi dapat
memancarkan kepribadian kita yang sesungguhnya, namun bisa pula
merupakan gaya yang dipelajari.

Adakalanya untuk mendapatkan penerimaan dari orang lain, kita terpaksa
mengikuti gaya komunikasi yang tertentu. Atau kita belajar dari
keluarga kita sendiri sehingga kita menganggap gaya komunikasi kita
dipahami semua orang, alias universal. Jika gaya komunikasi kita
memang merupakan buah kepribadian sendiri, sudah tentu perlu koreksi.

Obat penawarnya ada beberapa, misalnya meminta tanggapan orang lain.
Mungkin kita dapat memeriksa ucapan-ucapan kita dengan lebih teliti
dan menanyakan, apa kira-kira yang orang lain rasakan (bukan kita,
sebab kalau kita, mungkin sekali kita tak merasa apa-apa karena sudah
terbiasa) tatkala mendengar kata-kata kita. Kita rela membayar mahal
dan menanamkan waktu yang panjang untuk pendidikan kita; ironisnya,
kita sering tidak bersedia membayar mahal untuk belajar menyehatkan
gaya komunikasi kita. Memang, adakalanya hal yang penting tampaknya
sederhana.

Be more concerned with your character than your reputation, because
your character is what you really are, while your reputation is
merely what others think you are....

Mendengar Lebih Baik dan Efektif

"Tuhan memberi kita dua telinga dan satu mulut, supaya kita mendengar
dua kali lebih banyak daripada berbicara."
-- N.N. --

"When I am getting ready to reason with a man, I spend one-third of
my time thinking about myself and what I am going to say and two-
thirds about him and what he is going to say."
-- Abraham Lincoln --

Pernahkan Anda mendengar ini: "Pembicara yang baik adalah pendengar
yang terbaik."?

Mendengar, ternyata bukan hanya "masuk kiri keluar kanan" atau
sebaliknya. Mendengar ternyata benar-benar mencoba memahami apa yang
dikatakan orang lain. Mendengar adalah sebuah proses serius yang
tidak bisa dilakukan hanya dengan mengandalkan kebiasaan, refleks
atau insting. Mendengar adalah upaya untuk menghubungkan titik-titik
yang kadangkala menyatakan pesan-pesan yang tersembunyi.

Stephen Covey si pengarang "Seven Habits" itu, mengungkapkan "most
people do not listen with the intent to understand; they listen with
the intent to reply". Mendengar dengan lebih baik secara nyata akan
membuka kemungkinan munculnya berbagai peluang baru.

Anda mungkin mengalami penyakit kesulitan mendengar. Berikut ini
adalah intisari dari sebuah buku berjudul "Back-To-Basics Listening"
karangan Kevin J Murphy yang juga menulis buku "Effective Listening".
Ia adalah seorang pentolan dari Effective Listening Institute.

Ada lima kendala dalam proses mendengar. Semua kendala ini akan
menjadikan proses mendengar menjadi tidak efektif. Kelima kendala itu
adalah:

- Preoccupation
- Preconceived ideas
- Talking too much
- Thinking of responses, dan
- A lack of interest.

Proses mendengar akan menjadi lebih efektif jika kita berhasil
mengatasi kendala-kendala di atas. Kendala-kendala itu bisa muncul
sendiri-sendiri, gabungan atau bersama-sama.

PREOCCUPATION

Preoccupation atau preokupasi, adalah situasi di mana seseorang
sedang "sibuk" dengan sebuah urusan lain yang tidak secara langsung
berhubungan dengan topik pembicaraan. Sebagai contoh, kondisi ini
bisa dialami oleh seorang istri yang ditanya suaminya tentang urusan
sekolah anak sementara sang istri itu sedang memelototi film India
kesukaannya. Atau, kondisi ini juga bisa dialami oleh seorang rekan
kerja yang tengah sibuk mengetik proposal penjualan kemudian ditanya
tentang di mana letak ordner penjualan bulan lalu.

Kendala ini berakar pada kekhawatiran alamiah kita berkaitan dengan
sesuatu yang harus dikerjakan atau harus diselesaikan. Pada dasarnya,
ketidakmampuan kita untuk bersikap rileks dan tetap berkonsentrasi
pada saat yang sama akan memunculkan hambatan untuk berfokus pada
realitas "di sini" dan "saat ini". Apa yang terjadi dalam situasi ini
barulah sebuah proses "mendengar" dan sama sekali belum "menyimak".

Preokupasi adalah kendala terbesar dalam proses mendengar. Beberapa
studi menunjukkan bahwa 40% dari waktu kita digunakan untuk
memikirkan masa lalu, 40% untuk memimpikan berbagai kejadian di masa
depan dan hanya 20% untuk berfokus pada situasi sekarang.

Preokupasi adalah juga sebuah fenomena pelarian sementara dari
realitas atau kenyataan.

Dalam situasi yang menekan, kita akan cenderung tenggelam dalam
mengingat-ingat masa lalu yang lebih indah dan nikmat.

Kendala ini hanya bisa diperbaiki apabila kita memahami fakta tentang
kecenderungan setiap orang untuk terpeleset ke dalam keadaan yang
setengah melantur.

Jika anda mengalaminya, kendala ini bisa diatasi dengan beberapa
teknik berikut:

1. Lupakan. Bila sesuatu itu tidak terjadi sekarang dan di sini, dan
kita tidak bisa menyentuh, merasakan atau memperbaikinya - lupakan
saja. Itu sudah terjadi dan tidak bisa kembali lagi. Jika itu memang
buruk, petik saja hikmahnya dan perbaiki di masa depan. Jangan buang
waktu berjam-jam hanya untuk menebak-nebak. Jika Anda tetap memaksa,
maka hal itu hanya akan meningkatkan gejala preokupasi dan menambah
frustrasi.

2. Bangun rutinitas. Ketidakpastian di masa depan akan menciptakan
kekhawatiran. Ciptakan rutinitas untuk mengurangi beban selalu
mengingat-ingat apa yang harus dikerjakan dan kapan mengerjakannya.
Cobalah implementasikan hal ini secara harian.

3. Don't sweat the small stuff (Anda mungkin pernah membaca sebuah
buku dengan judul ini). Jika mobil Anda sudah tidak pernah dicuci
sejak dua bulan yang lalu, ya sudah biarkan saja. Berfokuslah pada hal
-hal lain yang jauh lebih penting.

4. Delegasikan. Usahakan orang lain ikut ambil bagian dalam
menyelesaikan tugas Anda. Ini akan meringankan beban mental Anda.

5. Buat catatan. Mengingat segala sesuatu sampai ke hal-hal yang
kecil adalah beban berat. Sediakan selalu buku kecil atau post-it di
dekat Anda untuk keperluan mencatat.

6. Ambil nafas panjang, rileks dan tersenyumlah. Berbagai hal jarang
sekali lebih serius daripada apa yang terlihat. Berbagai masalah
biasanya lebih berat di kepala daripada di pundak. Dengan hal seremeh
ini, kemampuan Anda dalam mendengar akan seratus kali lebih efektif.

PRECONCEIVED IDEAS

Gejala inilah yang melahirkan istilah "pikiran sempit atau cetek",
"keras kepala" atau "masuk kiri keluar kanan" atau malah "otak udang"
dan "otak di dengkul". Preconceived ideas adalah berbagai ide dan
gagasan atau pemahaman yang sudah terlanjur mendominasi pemikiran
seseorang. Kendala ini mengakibatkan munculnya penolakan terhadap
berbagai input baru ke dalam pemikiran. Kendala ini juga berhubungan
dengan ego, rasa tidak nyaman dan kemalasan.

Gejala yang bisa dilihat dari keberadaan kendala ini adalah
kecenderungan untuk menggeneralisir dan bereaksi tanpa fakta-fakta
yang lengkap. Jelas, hal ini menghambat efektifitas proses mendengar.

Apa yang terjadi, adalah mendengar akan tetapi tidak menyerap
informasi yang dibutuhkan dan bereaksi dengan tepat. Jika Anda
dihinggapi kendala ini, Anda cenderung tidak suka ditantang dan tidak
suka mengubah sikap. Rasa tidak nyaman yang ada pada diri Anda akan
menghambat setiap input yang akan mempengaruhi atau merubah rasa
nyaman Anda. Anda akan cenderung tidak bisa diakses dan tidak
sabaran. Teknik mengatasinya adalah sebagai berikut:

1. Berhentilah mengkhawatirkan apa yang dipikirkan orang tentang Anda
dan mulailah mengkhawatirkan apa yang dipikirkan orang.

2. Sediakan waktu dan bertanyalah. Lihatlah proses menerima input
sebagai suatu proses belajar yang menyenangkan. Berhentilah memuja
status quo. Berhenti mendengar berarti berhenti belajar.

3. Perlakukan tantangan dan komentar orang lain sebagai penghargaan.
Tidak perlu takut salah. Jika orang tidak menganggap Anda penting,
mereka tidak akan menantang atau berkomentar.

4. Ingatlah bahwa aturan bisa berubah. Sekalipun Anda sudah pernah
menghadapinya, tidak berarti Anda masih bermain di arena yang sama.
Apa yang tidak Anda ketahui bisa melukai Anda. Segala sesuatu pasti
berubah.

5. Berjalanlah agak jauh dengan sepatu orang lain (Anda mungkin perlu
membaca buku Edward De Bono tentang hal ini). Belajarlah untuk
sensitif.

TALKING TOO MUCH

The more you talks, the less you listen. The more you talks, the less
others will listen. Seseorang yang terlalu banyak berbicara cenderung
dilatarbelakangi oleh rasa bersalah, takut, khawatir, tidak nyaman
atau sifat egois. Orang yang talkoholic merasa bahwa mereka harus
bicara, wajib bicara, hanya untuk mendengar dirinya sendiri berbicara.

Efek samping dari berbicara terlalu banyak adalah hilangnya dialog
yang penuh arti karena pihak lain yang log out. Orang lain justru
akan mengabaikannya. Jika Anda merasa terlalu banyak berbicara,
teknik mengatasinya adalah sebagai berikut:

1. Pikirkan dahulu sebelum berbicara. Jika tidak, bicara Anda bisa
jadi malah membingungkan. Siapkan kerangka dari poin-poin yang hendak
Anda sampaikan. Hindari percampuran isu.

2. Evaluasi signifikansi dari pernyataan Anda. Jika waktu Anda
sempit, jangan ungkapkan sesuatu dengan berputar-putar.

3. Biarkan orang lain menguasai forum terlebih dahulu. Anda
mendengar, Anda belajar. Dengan mendengarkan orang lain terlebih
dahulu, Anda mungkin akan menemukan bahwa pemikiran Anda tidak
relevan, tidak cocok atau bahkan memalukan. Seorang pegawai yang akan
Anda pecat, jika diberi kesempatan untuk berbicara, mungkin justru
akan mengajukan pengunduran diri. Ongkosnya, bisa jadi jauh lebih
murah.

4. Kendalikan mulut Anda. Mulut Anda harimau Anda. Segelas minuman di
dekat Anda bukan hanya untuk menghilangkan rasa haus. Gelas itu bisa
menunda bicara Anda.

5. Bertanyalah. Pertanyaan yang benar dan relevan akan mengatakan
pada orang lain bahwa Anda menyimak.

6. Biarkan orang lain jadi bintang panggung. Buatlah orang lain
menikmati lampu sorot. Biasakan sharing dengan orang banyak. Lebih
mudah mendengarkan dari banyak orang dari pada hanya satu mulut yang
harus didengarkan.

7. Makin banyak bicara akan makin banyak mengabaikan. Makin banyak
bicara, makin besar kemungkinan salah omong. Jika ragu, lebih baik
diam.

8. Batasi waktu. Jika Anda muncul kemudian orang lain bersembunyi
atau menghindar, itu mungkin tanda bahwa Anda terlalu banyak
berbicara dan kurang mendengarkan. Tunjukkan bahwa Anda punya
prioritas lain. Ciri komunikasi yang sehat adalah seimbangnya proses
memberi dan menerima informasi. Pembicara harus membuat orang lain
mendengar dan pendengar harus membuat orang lain berbicara.

THINKING OF RESPONSES

Kendala ini sering disebut dengan "bigger fish syndrome", yaitu
kesulitan untuk menjaga kesinambungan pernyataan. Untuk melanjutkan
pernyataan, seseorang biasanya masih dipengaruhi atau diokupasi oleh
pernyataan lawan bicara sebelumnya. Bahaya dari kendala ini adalah
dampaknya terhadap ego dan hubungan baik.

Anda harus mengetahui apakah pernyataan Anda memperkuat atau malah
melemahkan pernyataan Anda yang lain.

Kendala ini berhubungannya dengan kendala "terlalu banyak berbicara".
Maka, Anda harus mengukur tingkat kepentingan dan relevansi dari
setiap pernyataan Anda. Dalam banyak hal, sindrom "the bigger fish
story" akan menciptakan perlombaan bicara yang menyimpang dari
maksud awalnya. Lebih jauh lagi, situasi itu akan berkembang menjadi
percakapan yang "tulalit".

A LACK OF INTEREST

Kendala ini adalah kendala yang paling susah dijinakkan. Manusia
cenderung mengaitkan sesuatu hanya dengan hal-hal yang dimengerti,
dengan orang atau dengan sesuatu yang bisa memberi manfaat secara
pribadi. Jika sesuatu tidak menarik, Anda cenderung akan
mengabaikannya. Padahal, bisa jadi yang tidak menarik itu dapat
merubah nasib Anda.

Adalah lebih mudah untuk mendengarkan tentang kenaikan gaji atau
kenaikan penjualan. Mengapa? Sebab hal-hal itu memang lebih mudah
dimengerti dan mempunyai akibat langsung yang bisa diukur.

Kendala ini hanya muncul apabila Anda beranggapan bahwa pesan yang
disampaikan, bahkan pengantar pesan itu sendiri, adalah tidak penting
atau tidak relevan.

Jika Anda tidak memiliki ketertarikan, maka Anda tidak akan
mendengarkan. Dan satu hal lagi, itu pasti kelihatan. Sinyal itu akan
menunjukkan bahwa Anda kurang respek terhadap pernyataan orang lain.

Jika Anda belum bisa berbicara sistematis, atau jika Anda sering
mengalami kekakuan dalam pembicaraan, atau jika Anda sering mengalami
keheningan dalam pembicaraan karena Anda tidak tahu apa lagi yang
harus dibicarakan, atau jika Anda sering berbicara hal-hal yang
sebenarnya di luar konteks, teknik mengatasinya adalah sebagai
berikut:

1. Carilah kesamaan dan persamaan. Setiap orang pasti memilikinya.
Hampir semua orang pasti punya anak, pernah bersekolah, punya hobi,
punya keluarga atau mungkin suka berolahraga. Bicaralah tentang semua
itu. Hasilnya, Anda akan semakin akrab.

2. Bertanyalah dalam rangka belajar. Anda bisa mendalami pemahaman
orang lain dengan bertanya. Sekaligus, ini adalah salah satu cara
untuk menemukan kesamaan dan persamaan.

3. Hargai orang lain sebagai dirinya, jangan pekerjaannya. Artinya,
Anda juga perlu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi orang
lain. Mungkin, Anda adalah seorang eksekutif puncak. Akan tetapi jika
ada kondangan, mungkin Anda harus tetap memakai batik atau baju koko.

Mendengar ternyata tidak mudah.
Tidak mendengar, Anda tidak belajar.
Tidak mendengar dengan lebih baik, Anda tidak makin pintar.