Bicara

"Demi Allah, tidak ada ganti yang lebih baik dari dia, yang beriman kepadaku saat semua orang ingkar, yang percaya kepadaku ketika semua mendustakan, yang mengorbankan semua hartanya saat semua berusaha mempertahankannya dan darinyalah aku mendapatkan keturunan." Begitulah Rasulullah SAW menggambarkan kepribadian Siti Khadijjah r.a.,istri pertamanya. Seorang isteri sejati, muslimah yang dengan segenap kemampuan diri berkorban demi kejayaan Islam.

9/03/2006

Mendengar Lebih Baik dan Efektif

"Tuhan memberi kita dua telinga dan satu mulut, supaya kita mendengar
dua kali lebih banyak daripada berbicara."
-- N.N. --

"When I am getting ready to reason with a man, I spend one-third of
my time thinking about myself and what I am going to say and two-
thirds about him and what he is going to say."
-- Abraham Lincoln --

Pernahkan Anda mendengar ini: "Pembicara yang baik adalah pendengar
yang terbaik."?

Mendengar, ternyata bukan hanya "masuk kiri keluar kanan" atau
sebaliknya. Mendengar ternyata benar-benar mencoba memahami apa yang
dikatakan orang lain. Mendengar adalah sebuah proses serius yang
tidak bisa dilakukan hanya dengan mengandalkan kebiasaan, refleks
atau insting. Mendengar adalah upaya untuk menghubungkan titik-titik
yang kadangkala menyatakan pesan-pesan yang tersembunyi.

Stephen Covey si pengarang "Seven Habits" itu, mengungkapkan "most
people do not listen with the intent to understand; they listen with
the intent to reply". Mendengar dengan lebih baik secara nyata akan
membuka kemungkinan munculnya berbagai peluang baru.

Anda mungkin mengalami penyakit kesulitan mendengar. Berikut ini
adalah intisari dari sebuah buku berjudul "Back-To-Basics Listening"
karangan Kevin J Murphy yang juga menulis buku "Effective Listening".
Ia adalah seorang pentolan dari Effective Listening Institute.

Ada lima kendala dalam proses mendengar. Semua kendala ini akan
menjadikan proses mendengar menjadi tidak efektif. Kelima kendala itu
adalah:

- Preoccupation
- Preconceived ideas
- Talking too much
- Thinking of responses, dan
- A lack of interest.

Proses mendengar akan menjadi lebih efektif jika kita berhasil
mengatasi kendala-kendala di atas. Kendala-kendala itu bisa muncul
sendiri-sendiri, gabungan atau bersama-sama.

PREOCCUPATION

Preoccupation atau preokupasi, adalah situasi di mana seseorang
sedang "sibuk" dengan sebuah urusan lain yang tidak secara langsung
berhubungan dengan topik pembicaraan. Sebagai contoh, kondisi ini
bisa dialami oleh seorang istri yang ditanya suaminya tentang urusan
sekolah anak sementara sang istri itu sedang memelototi film India
kesukaannya. Atau, kondisi ini juga bisa dialami oleh seorang rekan
kerja yang tengah sibuk mengetik proposal penjualan kemudian ditanya
tentang di mana letak ordner penjualan bulan lalu.

Kendala ini berakar pada kekhawatiran alamiah kita berkaitan dengan
sesuatu yang harus dikerjakan atau harus diselesaikan. Pada dasarnya,
ketidakmampuan kita untuk bersikap rileks dan tetap berkonsentrasi
pada saat yang sama akan memunculkan hambatan untuk berfokus pada
realitas "di sini" dan "saat ini". Apa yang terjadi dalam situasi ini
barulah sebuah proses "mendengar" dan sama sekali belum "menyimak".

Preokupasi adalah kendala terbesar dalam proses mendengar. Beberapa
studi menunjukkan bahwa 40% dari waktu kita digunakan untuk
memikirkan masa lalu, 40% untuk memimpikan berbagai kejadian di masa
depan dan hanya 20% untuk berfokus pada situasi sekarang.

Preokupasi adalah juga sebuah fenomena pelarian sementara dari
realitas atau kenyataan.

Dalam situasi yang menekan, kita akan cenderung tenggelam dalam
mengingat-ingat masa lalu yang lebih indah dan nikmat.

Kendala ini hanya bisa diperbaiki apabila kita memahami fakta tentang
kecenderungan setiap orang untuk terpeleset ke dalam keadaan yang
setengah melantur.

Jika anda mengalaminya, kendala ini bisa diatasi dengan beberapa
teknik berikut:

1. Lupakan. Bila sesuatu itu tidak terjadi sekarang dan di sini, dan
kita tidak bisa menyentuh, merasakan atau memperbaikinya - lupakan
saja. Itu sudah terjadi dan tidak bisa kembali lagi. Jika itu memang
buruk, petik saja hikmahnya dan perbaiki di masa depan. Jangan buang
waktu berjam-jam hanya untuk menebak-nebak. Jika Anda tetap memaksa,
maka hal itu hanya akan meningkatkan gejala preokupasi dan menambah
frustrasi.

2. Bangun rutinitas. Ketidakpastian di masa depan akan menciptakan
kekhawatiran. Ciptakan rutinitas untuk mengurangi beban selalu
mengingat-ingat apa yang harus dikerjakan dan kapan mengerjakannya.
Cobalah implementasikan hal ini secara harian.

3. Don't sweat the small stuff (Anda mungkin pernah membaca sebuah
buku dengan judul ini). Jika mobil Anda sudah tidak pernah dicuci
sejak dua bulan yang lalu, ya sudah biarkan saja. Berfokuslah pada hal
-hal lain yang jauh lebih penting.

4. Delegasikan. Usahakan orang lain ikut ambil bagian dalam
menyelesaikan tugas Anda. Ini akan meringankan beban mental Anda.

5. Buat catatan. Mengingat segala sesuatu sampai ke hal-hal yang
kecil adalah beban berat. Sediakan selalu buku kecil atau post-it di
dekat Anda untuk keperluan mencatat.

6. Ambil nafas panjang, rileks dan tersenyumlah. Berbagai hal jarang
sekali lebih serius daripada apa yang terlihat. Berbagai masalah
biasanya lebih berat di kepala daripada di pundak. Dengan hal seremeh
ini, kemampuan Anda dalam mendengar akan seratus kali lebih efektif.

PRECONCEIVED IDEAS

Gejala inilah yang melahirkan istilah "pikiran sempit atau cetek",
"keras kepala" atau "masuk kiri keluar kanan" atau malah "otak udang"
dan "otak di dengkul". Preconceived ideas adalah berbagai ide dan
gagasan atau pemahaman yang sudah terlanjur mendominasi pemikiran
seseorang. Kendala ini mengakibatkan munculnya penolakan terhadap
berbagai input baru ke dalam pemikiran. Kendala ini juga berhubungan
dengan ego, rasa tidak nyaman dan kemalasan.

Gejala yang bisa dilihat dari keberadaan kendala ini adalah
kecenderungan untuk menggeneralisir dan bereaksi tanpa fakta-fakta
yang lengkap. Jelas, hal ini menghambat efektifitas proses mendengar.

Apa yang terjadi, adalah mendengar akan tetapi tidak menyerap
informasi yang dibutuhkan dan bereaksi dengan tepat. Jika Anda
dihinggapi kendala ini, Anda cenderung tidak suka ditantang dan tidak
suka mengubah sikap. Rasa tidak nyaman yang ada pada diri Anda akan
menghambat setiap input yang akan mempengaruhi atau merubah rasa
nyaman Anda. Anda akan cenderung tidak bisa diakses dan tidak
sabaran. Teknik mengatasinya adalah sebagai berikut:

1. Berhentilah mengkhawatirkan apa yang dipikirkan orang tentang Anda
dan mulailah mengkhawatirkan apa yang dipikirkan orang.

2. Sediakan waktu dan bertanyalah. Lihatlah proses menerima input
sebagai suatu proses belajar yang menyenangkan. Berhentilah memuja
status quo. Berhenti mendengar berarti berhenti belajar.

3. Perlakukan tantangan dan komentar orang lain sebagai penghargaan.
Tidak perlu takut salah. Jika orang tidak menganggap Anda penting,
mereka tidak akan menantang atau berkomentar.

4. Ingatlah bahwa aturan bisa berubah. Sekalipun Anda sudah pernah
menghadapinya, tidak berarti Anda masih bermain di arena yang sama.
Apa yang tidak Anda ketahui bisa melukai Anda. Segala sesuatu pasti
berubah.

5. Berjalanlah agak jauh dengan sepatu orang lain (Anda mungkin perlu
membaca buku Edward De Bono tentang hal ini). Belajarlah untuk
sensitif.

TALKING TOO MUCH

The more you talks, the less you listen. The more you talks, the less
others will listen. Seseorang yang terlalu banyak berbicara cenderung
dilatarbelakangi oleh rasa bersalah, takut, khawatir, tidak nyaman
atau sifat egois. Orang yang talkoholic merasa bahwa mereka harus
bicara, wajib bicara, hanya untuk mendengar dirinya sendiri berbicara.

Efek samping dari berbicara terlalu banyak adalah hilangnya dialog
yang penuh arti karena pihak lain yang log out. Orang lain justru
akan mengabaikannya. Jika Anda merasa terlalu banyak berbicara,
teknik mengatasinya adalah sebagai berikut:

1. Pikirkan dahulu sebelum berbicara. Jika tidak, bicara Anda bisa
jadi malah membingungkan. Siapkan kerangka dari poin-poin yang hendak
Anda sampaikan. Hindari percampuran isu.

2. Evaluasi signifikansi dari pernyataan Anda. Jika waktu Anda
sempit, jangan ungkapkan sesuatu dengan berputar-putar.

3. Biarkan orang lain menguasai forum terlebih dahulu. Anda
mendengar, Anda belajar. Dengan mendengarkan orang lain terlebih
dahulu, Anda mungkin akan menemukan bahwa pemikiran Anda tidak
relevan, tidak cocok atau bahkan memalukan. Seorang pegawai yang akan
Anda pecat, jika diberi kesempatan untuk berbicara, mungkin justru
akan mengajukan pengunduran diri. Ongkosnya, bisa jadi jauh lebih
murah.

4. Kendalikan mulut Anda. Mulut Anda harimau Anda. Segelas minuman di
dekat Anda bukan hanya untuk menghilangkan rasa haus. Gelas itu bisa
menunda bicara Anda.

5. Bertanyalah. Pertanyaan yang benar dan relevan akan mengatakan
pada orang lain bahwa Anda menyimak.

6. Biarkan orang lain jadi bintang panggung. Buatlah orang lain
menikmati lampu sorot. Biasakan sharing dengan orang banyak. Lebih
mudah mendengarkan dari banyak orang dari pada hanya satu mulut yang
harus didengarkan.

7. Makin banyak bicara akan makin banyak mengabaikan. Makin banyak
bicara, makin besar kemungkinan salah omong. Jika ragu, lebih baik
diam.

8. Batasi waktu. Jika Anda muncul kemudian orang lain bersembunyi
atau menghindar, itu mungkin tanda bahwa Anda terlalu banyak
berbicara dan kurang mendengarkan. Tunjukkan bahwa Anda punya
prioritas lain. Ciri komunikasi yang sehat adalah seimbangnya proses
memberi dan menerima informasi. Pembicara harus membuat orang lain
mendengar dan pendengar harus membuat orang lain berbicara.

THINKING OF RESPONSES

Kendala ini sering disebut dengan "bigger fish syndrome", yaitu
kesulitan untuk menjaga kesinambungan pernyataan. Untuk melanjutkan
pernyataan, seseorang biasanya masih dipengaruhi atau diokupasi oleh
pernyataan lawan bicara sebelumnya. Bahaya dari kendala ini adalah
dampaknya terhadap ego dan hubungan baik.

Anda harus mengetahui apakah pernyataan Anda memperkuat atau malah
melemahkan pernyataan Anda yang lain.

Kendala ini berhubungannya dengan kendala "terlalu banyak berbicara".
Maka, Anda harus mengukur tingkat kepentingan dan relevansi dari
setiap pernyataan Anda. Dalam banyak hal, sindrom "the bigger fish
story" akan menciptakan perlombaan bicara yang menyimpang dari
maksud awalnya. Lebih jauh lagi, situasi itu akan berkembang menjadi
percakapan yang "tulalit".

A LACK OF INTEREST

Kendala ini adalah kendala yang paling susah dijinakkan. Manusia
cenderung mengaitkan sesuatu hanya dengan hal-hal yang dimengerti,
dengan orang atau dengan sesuatu yang bisa memberi manfaat secara
pribadi. Jika sesuatu tidak menarik, Anda cenderung akan
mengabaikannya. Padahal, bisa jadi yang tidak menarik itu dapat
merubah nasib Anda.

Adalah lebih mudah untuk mendengarkan tentang kenaikan gaji atau
kenaikan penjualan. Mengapa? Sebab hal-hal itu memang lebih mudah
dimengerti dan mempunyai akibat langsung yang bisa diukur.

Kendala ini hanya muncul apabila Anda beranggapan bahwa pesan yang
disampaikan, bahkan pengantar pesan itu sendiri, adalah tidak penting
atau tidak relevan.

Jika Anda tidak memiliki ketertarikan, maka Anda tidak akan
mendengarkan. Dan satu hal lagi, itu pasti kelihatan. Sinyal itu akan
menunjukkan bahwa Anda kurang respek terhadap pernyataan orang lain.

Jika Anda belum bisa berbicara sistematis, atau jika Anda sering
mengalami kekakuan dalam pembicaraan, atau jika Anda sering mengalami
keheningan dalam pembicaraan karena Anda tidak tahu apa lagi yang
harus dibicarakan, atau jika Anda sering berbicara hal-hal yang
sebenarnya di luar konteks, teknik mengatasinya adalah sebagai
berikut:

1. Carilah kesamaan dan persamaan. Setiap orang pasti memilikinya.
Hampir semua orang pasti punya anak, pernah bersekolah, punya hobi,
punya keluarga atau mungkin suka berolahraga. Bicaralah tentang semua
itu. Hasilnya, Anda akan semakin akrab.

2. Bertanyalah dalam rangka belajar. Anda bisa mendalami pemahaman
orang lain dengan bertanya. Sekaligus, ini adalah salah satu cara
untuk menemukan kesamaan dan persamaan.

3. Hargai orang lain sebagai dirinya, jangan pekerjaannya. Artinya,
Anda juga perlu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi orang
lain. Mungkin, Anda adalah seorang eksekutif puncak. Akan tetapi jika
ada kondangan, mungkin Anda harus tetap memakai batik atau baju koko.

Mendengar ternyata tidak mudah.
Tidak mendengar, Anda tidak belajar.
Tidak mendengar dengan lebih baik, Anda tidak makin pintar.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home