Bicara

"Demi Allah, tidak ada ganti yang lebih baik dari dia, yang beriman kepadaku saat semua orang ingkar, yang percaya kepadaku ketika semua mendustakan, yang mengorbankan semua hartanya saat semua berusaha mempertahankannya dan darinyalah aku mendapatkan keturunan." Begitulah Rasulullah SAW menggambarkan kepribadian Siti Khadijjah r.a.,istri pertamanya. Seorang isteri sejati, muslimah yang dengan segenap kemampuan diri berkorban demi kejayaan Islam.

9/03/2006

"Indahnya Menjaga Lisan"

Oleh KH. Abdullah Gymnastiar

Saudaraku yang budiman, apa yang dapat diharapkan dari seorang pribadi
yang tidak bisa menjaga lidahnya sendiri? Padahal perkataan seseorang
akan memiliki kekuatan jikalau setiap kata-katanya benar-benar terjaga
dengan baik.

Pertama, setiap kata-kata dijamin kebenarannya, tidak ada dusta, tidak
dilebihkan, dan tidak dikurangi. Kedua, setiap kata-kata yang
dikeluarkannya benar-benar sesuai, tepat dengan situasi dan kondisi yang
membutuhkan. Ketiga, seseorang yang dapat menjaga lisannya yakni seseorang
yang setiap patah katanya terjaga dari apapun yang melukai hati dan
menjadi beban perasaan bagi orang lain. Dan, keempat, setiap patah kata harus
terjaga agar setiap butir kata penuh makna dan manfaat.

Mahasuci Allah yang telah memberikan kita lisan. Sungguh beruntung bagi
seseorang yang bisa menjaga lisannya dengan baik. Setiap pembicaraan
harusnya dipastikan kebenarannya. Setiap untaian kata yang keluar
mestinya menjadi motivasi lahirnya perubahan.

Mulut kita ini seperti corong teko. Teko hanya akan mengeluarkan isi
yang ada. Kalau di dalamnya air bersih, yang keluar bersih. Kalau di
dalamnya air kotor, yang keluar pun kotor. Karenanya mulut menandakan
derajat seseorang, lihatlah dari apa yang diucapkannya. Orang yang
berkualitas jika berbicara sarat dengan manfaat, dan jika diajak berbicara
mengundang hikmah. Sebaliknya, orang yang tidak berkualitas setiap
pembicarannya adalah kejelekan, sibuk menceritakan kebaikan diri, segala
peristiwa dikomentari, dan bahkan tak sedikit yang keluar adalah cacian dan
hinaan.

Seseorang akan terampil menjaga lisan jika disertai dengan ilmu dan
kesungguhan melatih diri. Dengan ilmu seseorang akan lebih hati-hati untuk
berbicara. Makin banyak bicara maka makin banyak energi yang terbuang
dan lidah akan semakin besar tergelincir pada dosa. Bahkan tak sedikit
kehormatan seseorang akan runtuh karenanya.

Saudaraku, jangan biarkan lidah kita tergelincir. Jadikan diam sebagai
kebaikan daripada berbicara tetapi mendatangkan kemudharatan.
Rasulullah SW bersabda, " Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
hendaklah ia mengatakan yang baik atau diam." Mari kita perindah lisan
kita dengan perkataan yang baik. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
hidayah, sehingga lidah kita dapat terbiasa berdzikir menyebut
Asthma-Nya. Apalagi mengingat bangsa kita masih serba sulit untuk berubah,
maksudnya berubah menuju arah yang lebih baik. Kenaikan harga bahan bakar
minyak (BBM), telah dinaikan pemerintah, bagi kita jangan ribut dengan
masalah kenaikan tersebut yang terpenting, sikapi dengan kearipan,
kelapangan, dan keyakinan. Karena tidak semata-mata Pemerintah membuat
keputusan kalau keputusan tersebut adalah yang terbaik buat masyarakat.
Semoga jangan sampai lidah kita menjadi tidak terjaga apalagi melontarkan
kata-kata kotor, memaki, dan menghina.

Seorang insan yang baik, ia senantiasa berusaha menjaga lisannya,
karena setiap kata itu bagaikan pisau, yang mengiris, atau bagai palu yang
menghantam. Dan kemuliaan seseorang akan hadir jikalau ia terampil
menjaga lisannya sendiri. Wallahu a'lam.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home